Minggu, Oktober 14, 2012


PACAR  MU  BELUM  TENTU  JADI  SUAMIMU

Catatan ini saya publish setelah mendengar curhatan dari teman2 mengenai lamanya mereka pacaran tetapi tidak berujung pada pernikahan yang mereka harapkan....
semoga bisa bermanfaat untuk kita semua.....


Saya menjadi mengerti mengapa Islam melarang hubungan semacam pacaran sebelum pernikahan. Dalam hubungan tersebut meskipun tidak dilalui dengan aktfitas saling bersentuhan kulit tetapi ada interaksi hati di dalamnya. Interaksi hati itu akan menumbuhkan harapan. Harapan akan membuat khayalan masa depan atas hubungan ini. Yang laki-laki akan mejadi suami dan si perempuan akan menjadi istri, bahkan akibat harapan ini aktiftas yang dilakukan sudah mirip dengan suami istri. Makan berduaan, berboncengan, berpegangan tangan, saling membatasi diri dengan teman-taman yang lain, dan lain sebagainya.
Nabi Zakariya pernah berkata bahwa “Asal muasal perzinaan adalah pandangan. Berawal dari pandangan maka akan muncul harapan, ketika menanti harapan maka akan timbul kegalauan.”
Bila kita perhatikan maka pacaran tidak jauh berbeda dari perkataan Nabi Zakaria tersebut. Berawal dari pandangan, kemudian menyukai, saling berpacaran lalu muncul berbagai macam harapan tentang masa depan bersama pasangan, lalu putus lalu muncullah kegaluan dan kesedhan. Atau pada nasib cinta yang bertepuk sebelah tanga dimana kegaluan dan kebahagiaan silih berganti datangnya. Namun, jika kita hitung kembali maka akan banyak kegalauan dari pada kebahagiaan yang di dapat. Begitulah! Meski demikian, banyak sekali orang yang ingin terjun ke dalamnya.
Dengan pacaran berakibat juga pada sikap pasangan akan semakin jauh dengan teman-temannya. Mereka seperti memiliki dunia yang hanya dimiliki mereka berdua. Akhirnya penglihatan mereka tertutup dengan yang lebih baik dari pasangannya. Begini singkatnya, dengan memiliki pacar maka kita sepakat untuk setia dengan pasangan sehingga kita membatasi diri dengan dunia luar selain kita berdua. Bagaimana jika pada masa setia ini ada orang yang suka dengan kita, lebih baik dari pacar kita, lebih menjamin masa depan dan agamanya? Kita akan cenderung tertutup hatinya untuk menerima atau malah mengenal yang lebih baik bukan? Ada lagi yang jelas-jelas menolak tanpa memberikan kesempatan. Atau jika kita menerima yang baru pun bagaimana caranya kita memutuskan pacar kita? dipastikan akan ada banyak hati yang terluka?
 Bandingkan dengan keadaan ketika kita tidak berpacaran? Seberapa bebasnya kita memilih yang terbaik atau menerima yang terbaik untuk menjadi pasangan hidup kita. Tanpa perlu menyakiti siapa pun.
Belum lagi jika kita mau membuka mata. Berapa banyak pasangan yang telah hidup berumah tangga terganggu oleh pacar-pacarnya dahulu atau terganggu dengan bayangan pacar sewaktu dulu. Ada pembanding keadaan pasangan kita nanti dengan pacar kita. Iya jika lebih baik pasangan kita, jika lebih baik pacar, apakah kita tidak akan kufur dengan pasangan kita?. ada juga pacar yang tidak terima dengan keputusan kita memilih orang lain menjadi jodoh kita, ada yang nekat merusak rumah tangga kita bahkan ada yang nekat main dukun. Nah, dari pada baiknya lebih banyak buruknya bukan?
Memang ada yang berkilah dengan banyak pacar maka kita akan semakin banyak referensi dalam memilih pasangan hidup. Pertanyaannya bagaimana jika pacar Anda juga menjadikan Anda referensinya? Bukankah dengan banyak memiliki pacar kemungkinan menjadi bekas pacarnya menjadi besar pula. Bebarti Anda bekas banyak orang donk. Belum lagi kemungkinan pacar Anda mejadi pasangan hidup Anda yang sangat kecil.
Karena pacar belum tentu menjadi suami kita maka bagaimana tingkah dan sikap kita sebaiknya?
Lepaskan sebebasnya diri kita dari hubungan yang tidak pasti tetapi pasti mengikat kita. Lepaskan diri dari hubungan yang semu. Dikatakan suami istri tapi belum menikah, dikatakan menikah tetapi tidak juga. Saran saya bolehlah Anda berpacaran asalkan Anda sangat yakin pacar Anda itulah yang akan menjadi pasangan hidup Anda.
Ada yang mengemas pacaran dengan motivasi untuk saling belajar dan mendewasakan diri. Iya memang ada orang yang seperti itu, tetapi coba hitung antara yang sukses dengan pacaran dengan yang pacaran tetapi selalu bermasalah bahkan MBA maka banyak mana jumlahnya. Silahkan Anda survey sendiri, dan ternyata banyak yang bermasalahnya.
Jika pacar Anda belum tentu menjadi suami Anda nanti maka janganlah membuang waktu dengannya. Janganlah mau disentuh atau diketahuinya tentang Anda yang sekiranya hanya suami Anda nanti saja yang boleh tahu. Jika pacar Anda belum tentu menjadi suami Anda untuk apa membuang waktu bersamanya dan berangan-angan hidup dengannya. Yang pasti saja ketika laki-laki yang baik akhlaknya melamar Anda itulah jodoh Anda. Insyaallah itulah yang terbaik.

diposting oleh Unknown @ Minggu, Oktober 14, 2012   1 Komentar