MENGAMALKAN ISI BUKU
Saya memiliki
sedikit koleksi buku di rumah. Namun, jumlah buku saya yang sedikit ini jelas
lebih banyak dari teman-teman saya. Suatu ketika salah seorang dari mereka
pernah menanyakan kepada saya mengenai bagaimana saya membaca dan menerapkan
isi buku.
Pada pertanyaan
pertama saya bisa dengan lantang menjawab dengan kebiasaan saya yakni membaca
sebelum tidur dan memiliki waktu yang sengaja dikhususkan untuk membaca dan
membawa buku bacaan kemana pun saya keluar. Dengan waktu-waktu tersebutlah saya
bisa membaca buku-buku diluar tema perkuliahan. Sedangkan ketika menjawab
pertanyaan kedua, saya mengembil nafas sejenak. Berat rasanya, bingung juga.
Pertanyaan ini semacam ujian bagi saya, apa maksudnya? Apakah teman ini ingin
menguji pemahaman saya mengenai buku yang saya miliki atau apa?
Entahlah,
kemudian saya menjawab, “InsyaAllah sebisa mungkin diamalkan apa yang diketahui
yang saya dapat dari buku-buku tersebut.”
Dari pengalaman
ini saya benar-benar mendapat pukulan yang hebat bahwa memiliki buku yang
banyak, menuntut kita untuk bisa melaksanakan isi buku tersebut. Tentunya
ajaran yang baik bukan yang salah. Masalahnya ada pada kita lebih tahu dari
yang belum membaca buku tersebut sehingga harusnya kita terlebih dahulu
menjalankan apa yang diketahui tersebut.
Dengan ini,
bukan lantas mengurungkan niat kita untuk rajin membaca buku. Jangan takut
dengan tanggung jawab melaksanakannya. Perlahan tapi selalu dilakukan merupakan
sikap yang lebih baik dari pada langsung dilakukan tetapi beberapa saat
kemudian ditinggalkan terlebih lagi jika tidak mau sama sekali melaksanakannya.
Jika sedang membaca buku tentang Akhlak Nabi misalnya maka berusahalah untuk
menerapkannya pula kedalam kehidupan kita. Mulai dari yang paling mudah, lakukan
setiap hari, jadikan itu kebiasaan, kemudian tambahkan dengan akhlak yang lain
lagi. Jika bisa dilakukan secara bersamaan maka hal itu lebih baik lagi.
Pengajaran yang
penting adalah membaca buku tidak hanya sekedar membaca melainkan mengajarkan
atau menginformasikannya dan mengamalkan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari.
Membaca saja tanpa menginformasikannya dengan yang lain membuat ingatan cepat
lupa. Membaca lalu menginformasikannya tetapi tidak melaksanakan ajarannya
sendiri maka sama saja dengan omong kosong. Orang yang diberika informasi tidak
akan percaya dengan apa yang Anda informasikan jika apa yang anda informasikan
tidak mereka temukan dalam diri Anda. baca, informasikan, dan amalkan isinya
adalah sikap yang terbaik.
Terakhir jangan
bersedih dengan kumpulan buku Anda yang masih sedikit sebab yang terpenting
adalah ilmu yang mampu diterapkan dari buku yang dibaca tersebut. Seorang
ilmuan bukanlah mereka yang memiliki perpustakaan melainkan orang yang gemar
membaca lalu memikirkannya.
Pesan bagi
teman-teman yang sedang keranjingan ingin mengumpulkan buku bacaan, perhatikan
beberapa hal berikut ini:
1.
Teliti
sebelum membeli buku, perhatikan siapa yang mengarang, amannya belilah buku
dari mereka yang telah teruji kompetensinya dalam menulis buku sehingga Anda tidak
menemukan duplikasi dalam bukunya. Dengan memperhatian siapa yang mengarang
Anda juga akan terhindar dari kemungkinan pendapat penulis atau ajaran penulis
yang mungkin bertentangan dengan nilai norma dan agama.
2.
Best Seller belum tentu
baik. Maka perhatikan lambing best seller
yang ada di sampul buku sebab bagi tiap penerbit memberikan batasan yang
berbeda suatu buku dikatan best seller
atau tidak. Biasanya buku yang di sampul belakangnya banyak ditemukan komentar
mengenai isi buku adalah buku yang bagus untuk dibaca.
3.
Perhatikan
juga siapa pengarang buku tersebut. Amannya belilah buku dari penulis yang
sudah terkenal kompeten di bidang yang Anda cari. Pengetahuan mengenai buku dan
pengarang bisa Anda dapat dari internet, referensi dari teman-teman dan guru,
atau dari resensi yang sering ada di media massa.
4.
Perhatikan
juga buku-buku yang sering mengulang isi dari buku yang lain ke dalam bukunya.
Jika Anda ragu apakah penulis yang baru ini menelurkan pemikirannya yang baru
atau hanya mengambil dari penulis-penulis adalah dengan cara membeli buku yang
dasarnya dulu. Yang mutlak terkenal bahwa penulis ilmu yang Anda cari tersebut
telah menelurkan buku yang menjadi pegangan dasar bagi ilmu selanjutnya.
Contohnya, beli saja langsung Ihya Ullumiddin-nya Imam Ghajali dari pada Anda
harus membeli bahasan perbabnya dari penulis yang lain.
5.
Terakhir,
belilah buku dengan akal. Jangan beli buku dengan nafsu. Sesuaikan apa yang
Anda beli dengan kantong keuangan Anda dan belilah buku sesuai dengan waktu
atau kemampuan Anda akan membacanya. Sebab mengumpulkan banyak buku tetapi
tidak pernah disentuh apa gunaya juga. Mau beternak kutu buku? Jika ia silahkan
saja beli buku sebanyak mungkin, pajang, dan jangan dibaca sekali pun.
Label: hikmah...
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda