Minggu, Agustus 26, 2012

MENGAMALKAN ISI BUKU




Saya memiliki sedikit koleksi buku di rumah. Namun, jumlah buku saya yang sedikit ini jelas lebih banyak dari teman-teman saya. Suatu ketika salah seorang dari mereka pernah menanyakan kepada saya mengenai bagaimana saya membaca dan menerapkan isi buku.
Pada pertanyaan pertama saya bisa dengan lantang menjawab dengan kebiasaan saya yakni membaca sebelum tidur dan memiliki waktu yang sengaja dikhususkan untuk membaca dan membawa buku bacaan kemana pun saya keluar. Dengan waktu-waktu tersebutlah saya bisa membaca buku-buku diluar tema perkuliahan. Sedangkan ketika menjawab pertanyaan kedua, saya mengembil nafas sejenak. Berat rasanya, bingung juga. Pertanyaan ini semacam ujian bagi saya, apa maksudnya? Apakah teman ini ingin menguji pemahaman saya mengenai buku yang saya miliki atau apa?
Entahlah, kemudian saya menjawab, “InsyaAllah sebisa mungkin diamalkan apa yang diketahui yang saya dapat dari buku-buku tersebut.”
Dari pengalaman ini saya benar-benar mendapat pukulan yang hebat bahwa memiliki buku yang banyak, menuntut kita untuk bisa melaksanakan isi buku tersebut. Tentunya ajaran yang baik bukan yang salah. Masalahnya ada pada kita lebih tahu dari yang belum membaca buku tersebut sehingga harusnya kita terlebih dahulu menjalankan apa yang diketahui tersebut.
Dengan ini, bukan lantas mengurungkan niat kita untuk rajin membaca buku. Jangan takut dengan tanggung jawab melaksanakannya. Perlahan tapi selalu dilakukan merupakan sikap yang lebih baik dari pada langsung dilakukan tetapi beberapa saat kemudian ditinggalkan terlebih lagi jika tidak mau sama sekali melaksanakannya. Jika sedang membaca buku tentang Akhlak Nabi misalnya maka berusahalah untuk menerapkannya pula kedalam kehidupan kita. Mulai dari yang paling mudah, lakukan setiap hari, jadikan itu kebiasaan, kemudian tambahkan dengan akhlak yang lain lagi. Jika bisa dilakukan secara bersamaan maka hal itu lebih baik lagi.
Pengajaran yang penting adalah membaca buku tidak hanya sekedar membaca melainkan mengajarkan atau menginformasikannya dan mengamalkan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Membaca saja tanpa menginformasikannya dengan yang lain membuat ingatan cepat lupa. Membaca lalu menginformasikannya tetapi tidak melaksanakan ajarannya sendiri maka sama saja dengan omong kosong. Orang yang diberika informasi tidak akan percaya dengan apa yang Anda informasikan jika apa yang anda informasikan tidak mereka temukan dalam diri Anda. baca, informasikan, dan amalkan isinya adalah sikap yang terbaik.
Terakhir jangan bersedih dengan kumpulan buku Anda yang masih sedikit sebab yang terpenting adalah ilmu yang mampu diterapkan dari buku yang dibaca tersebut. Seorang ilmuan bukanlah mereka yang memiliki perpustakaan melainkan orang yang gemar membaca lalu memikirkannya.
Pesan bagi teman-teman yang sedang keranjingan ingin mengumpulkan buku bacaan, perhatikan beberapa hal berikut ini:
1.      Teliti sebelum membeli buku, perhatikan siapa yang mengarang, amannya belilah buku dari mereka yang telah teruji kompetensinya dalam menulis buku sehingga Anda tidak menemukan duplikasi dalam bukunya. Dengan memperhatian siapa yang mengarang Anda juga akan terhindar dari kemungkinan pendapat penulis atau ajaran penulis yang mungkin bertentangan dengan nilai norma dan agama.
2.      Best Seller belum tentu baik. Maka perhatikan lambing best seller yang ada di sampul buku sebab bagi tiap penerbit memberikan batasan yang berbeda suatu buku dikatan best seller atau tidak. Biasanya buku yang di sampul belakangnya banyak ditemukan komentar mengenai isi buku adalah buku yang bagus untuk dibaca.
3.      Perhatikan juga siapa pengarang buku tersebut. Amannya belilah buku dari penulis yang sudah terkenal kompeten di bidang yang Anda cari. Pengetahuan mengenai buku dan pengarang bisa Anda dapat dari internet, referensi dari teman-teman dan guru, atau dari resensi yang sering ada di media massa.
4.      Perhatikan juga buku-buku yang sering mengulang isi dari buku yang lain ke dalam bukunya. Jika Anda ragu apakah penulis yang baru ini menelurkan pemikirannya yang baru atau hanya mengambil dari penulis-penulis adalah dengan cara membeli buku yang dasarnya dulu. Yang mutlak terkenal bahwa penulis ilmu yang Anda cari tersebut telah menelurkan buku yang menjadi pegangan dasar bagi ilmu selanjutnya. Contohnya, beli saja langsung Ihya Ullumiddin-nya Imam Ghajali dari pada Anda harus membeli bahasan perbabnya dari penulis yang lain.
5.      Terakhir, belilah buku dengan akal. Jangan beli buku dengan nafsu. Sesuaikan apa yang Anda beli dengan kantong keuangan Anda dan belilah buku sesuai dengan waktu atau kemampuan Anda akan membacanya. Sebab mengumpulkan banyak buku tetapi tidak pernah disentuh apa gunaya juga. Mau beternak kutu buku? Jika ia silahkan saja beli buku sebanyak mungkin, pajang, dan jangan dibaca sekali pun. 

Label:

diposting oleh Unknown @ Minggu, Agustus 26, 2012  

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda