BIMKMI Part IV : Yuuukkk Menulis Ilmiah
Assalamualaikum
teman-teman kesehatan masyarakat Indonesia. Apakabar semuanya? Semoga kita
senantiasa dalam lindungan Tuhan yang Maha Esa. Aamiin.
Nahh
kali ini kita ketemu lagi nih di notes BIMKMI part IV, gak bosan kan ya dapat
kiriman seperti ini terus, gak lah ya….hehe
Jangan-jangan
sudah ada yang kirim tulisan ilmiahnya ke sana malah… #emang iya, sebab dewan
redaksi BIMKMI sedang kesibukan nih nerima penyuntingan tulisan ilmiah kalian…
Ehm…
Yuuukkksss Menulis Ilmiah… ehm… emang penting?????
Gak
usah ditanya lagi deh pentingnya kenapa? Itu sudah jelas pentingnya.
Serius
ya…
Keunikan
ilmiah dari cerita fiksi adalah semua tulisan ilmiah harus bisa
dipertanggungjawabkan. Makanya banyak orang suka nulis fiksi ketimbang ilmiah.
Meski demikian kita harus berani donk menulis ilmiah, dimana semua yang kita
tulisakan mempunyai “Dasar” dan bisa kita pertanggung jawabkan.
Salah
dua keunikan ilmiah terletak pada objektivitas dan kemampuannya untuk dilakukan
pengulangan disemua tempat yang berbeda. Objektivitas dijunjung tinggi
bagaimana pun keadaannya, bahkan sampai ada pepatah mengatakan, “Seorang
peneliti tidak boleh berbohong pada hasil penelitiannya”. Hemmmm…
Kemudian
keunikan kedua adalah kemampuannya dilakukan pengulangan atau uji coba kembali
dimana pun tempatnya dengan hasil yang sama atau hampir sama. Nah ini gunaya
untuk menguji hasil penelitian seseorang.
Lantas
kenapa penting menulis ilmiah buat kita?
Kita
kan mahasiswa, kita masa nulis ilmiah gak bisa? Atau malah takut? Ehm…
Menulis
ilmiah penting sebagai documentasi hasil penelitian kita agar bisa diketahui
oleh banyak orang atau siapa saja yang memerlukan dan merasa bermanfaat atas
hasil kegiatan ilmiah kita. Misalnya ya, kalian menemukan metode promosi
kesehatan yang efektif untuk penyakit TBC. Lantas kalian cuma melakukan trus
mengatakan itu berhasil kemudian tidak menuliskannya, parahnya lagi tidak
membuat struktur kegiatan secara ilmiah, pertanyaannya? Apakah orang akan
percaya dengan metode baru Anda? Tidak bukan!
Nahhh
lain halnya jika Anda menuliskannya, melaporkannya, dan mempublikasikannya ke
masyarakat luas, tentu mereka akan percaya, terutama setelah melihat rekaman
tertulis dari tulisan ilmiah Anda.
Ya
singkatnya begitu lah….
Belum
lagi, kan semua mahasiswa wajib membuat TUgas Akhir (TA), atau skripsi, atau
Karya Tulis Ilmiah (KTI), apa kalian rela hasil kerja keras kalian selama 2
semester hanya berakhir pada setumpuk jilidan skripsi yang disimpan atau
diarsipkan di perpustakaan kampus?????????? Sayang bukan! Padahal Anda bisa
mengirimkan tulisan ilmiah tersebut pada media-media jurnal profesi. Sudahlah
kalau diterbitkan menjadi jurnal, Anda akan mendapatkan penghargaan sekalian
nama Anda terkenal sebab kemungkinan nama Anda akan dipakai menjadi sitasi atau
rujukan jurnal pada penelitian orang . nahhhhh yo….
Ahahaaa
yang terpenting sekarang, Anda tidak bisa lulus kuliah kalau Anda belum
mengantongi sertifikat bahwa Anda telah menerbitkan sebuah jurnal ilmiah… #itu
yang surat edaran dari dikti itu…
Apakah
Anda masih bersikeras untuk tidak mau menulis ilmiah???? Kecuali kalau Anda
tetap ingin jadi mahasiswa abadi… he
Ok…
kiranya itu dulu ya… kalau ada pertanyaan lebih lanjut bisa hubungi Pemimpin Umum : Isti’anah Surury 083894634262 dan
Pemimpin Redaksi :Madelina Ariani 085231013536 atau koment aja di bawah ini…
otrayyyyyyy????
Salam sehat
Madelina A.
Label: Berkala Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia (BIMKMI)
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda