Kamis, Agustus 30, 2012

Secret of The Secret




The Secret menjadi buku yang fenomena hingga beberapa tahun. Kehadirannya dalam bahasa Indonesia di tahun 2007 benar-benar menggemparkan. Konon katanya ada sebuah “rahasia” yang terpendam berabad-abad silam dan senantiasa dilindungi keberadaannya untuk digunakan hanya oleh sebagian kecil orang yang menguasai dunia saja. ehm baca sinopsisnya benar-benar menggoda kita untuk membelinya bukan?
Saya membeli buku ini di bulan April tahun 2008.  Waktu itu selepas UAN SMA. Tidak ada kerjaan yang bermakna, mengunjungi seorang guru dan beliau menyarankan saya untuk membeli buku The Secret. Kebetulan ada uang dan buku ini terpajang hingga setinggi panggul orang dewasa di sebuah toko buku Banjarmasin. Benar-benar menunjukkan buku Best Seller. Waw, ketika membacanya saya langsung menjadi pengikut setia buku ini.
Apa yang saya yakini, apa yang saya selalu pikirkan, apa yang saya beri kepada lingkungan itulah yang saya dapatkan. Apa yang saya harapkan dengan “sebenar-benar” (sebab kita sering berharap, tetapi tanpa kita sadari sebenarnya mengkhawatirkan apa yang kita takutkan misalnya kegagalan, maka tanpa kita sadari kekhawatiran kita lebih besar dari pada harapan, maka jangan heran jika kekhawatiranlah yang senantiasa terjadi), apa yang saya inginkan, itulah yang saya dapatkan. Dan itu terjadi setelah saya membaca buku ini. benar-benar terjadi sebagian besarnya.
Rahasia besar dalam buku ini adalah dari Gaya Tari Menariknya. Kita adalah magnet dan alam semesta adalah penyedia segalanya. Maka apa pun yang datang ke kehidupan kita itu akibat apa yang kita tarik. Alam semesta hanya merespon keiinginan kita tidak peduli baik dan buruk yang kita minta. Orang yang kaya adalah mereka yang menarik kekayaan kedalam kehidupannya. Berlakulah seolah-olah Anda telah mendapatakan apa yang Anda inginkan maka apa yang Anda inginkan akan menjadi milik Anda. Tiga langkah penggunaan rahasia  yang diajarkan buku ini adalah meminta, percaya, dan menerima.
Meminta apa saja yang kita inginkan, kemudian percaya itu akan terkabul entah dengan bagaimana caranya biarkan semuanya dipercayakan kepada Alam semesta, bersikaplah seperti itu telah kita dapatkan, dan menerimalah dengan rasa syukur sebab sesuatu tidak akan datang kepada kita jika kita tidak bersyukur dengan apa yang kita miliki sekarang.
Begitulah garis besar buku ini. Hingga muncul dalam hati saya, sebuah pertanyaan yang merongrong untuk ditemukan jawabannya. Jika semua berasal dan saya dapatkan dari apa yang saya pikirkan dimana letaknya Tuhan?. Dalam buku ini juga dikatakan memintalah hanya sekali setelah itu yakini bahwa itu akan terjadi, jangan terus-terus berdoa karena itu meletakkan kita pada frekuensi belum menerima (red: dikatakan kalau kita selalu berada pada frekuensi belum menerima maka “belum menerimalah” yang akan kita dapatkan), pertanyaanya? Bukankah kita diperintahkan untuk sering-sering berdoa kepada Allah sebagai bukti penghambaan kita. Saya juga kemudian selalu menyalahkan kegagalan kepada “pikiran saya”, begitu saya “ini pasti salah saya karena berfikir demikian, karena meminta demikian, makanya saya gagal”. Saya juga lantas kebingungan membagi waktu antara Sholat dengan melakukan meditasi (red: buku ini mengajarkan meditasi untuk pengenalan dan ketenangan diri kita), saya lantas lebih menyenangi meditasi ketimbang sholat yang jelas-jelas diperintahkan oleh agama saya. Saya lantas lebih merasa tenang meditasi ketimbang sholat. Astagfirullah sebuah dosa yang saya lakukan.
Berawal dari pertanyaan yang muncul dari dalam diri dan usaha untuk menemukan jawabannya, perlahan informasi, ceramah, dan ilmu berdatangan kepada saya, dari siapa saja mengenai masalah ini. Dengan penuturan dari 4 pertanyaan “dalam diri” saya tidak bermaksud menyudutkan buku ini dan para penggemarnya, saya hanya ingin mengajak bahwa lebih dari sekedar “Alam Semesta” ternyata ada “Allah SWT”. Kepada Allah lah semuanya kita panjatkan. Bukan kepada “Pikiran kita”, “apa yang kita inginkan”, atau kepada “alam semesta”. Jika kita muslim, mintalah segalanya hanya kepada Allah. Satu Allah saja. titik. Konsep meminta kepada Allah ini menyadarkan saya tentang semua pertanyaan saya. Ada kekuatan mutlak diluar diri ini yakni kekuatan Allah sehingga jika ada sebagian kecil kegagalan yang menghampiri padahal sudah menggunakan ilmu “the Secret” maka kita tidak mutlak menyalahkan diri sendiri atau pikiran ini sebab memang ada diluar diri kita yang mengatur segalanya. Belum tentu kegagalan itu akhir kita, ada jalan Allah yang kita belum ketahui. Hal ini juga menyadarkan kita bahwa bukanlah hal yang baik melanggar perintah Allah misalnya tidak berdoa dan melakukan sholat. Bukankah itu perintah yang utama dalam islam?
Meski demikian tidaklah lantas The Secret salah, hanya ada konsep yang harus kita luruskan sebagai umat islam dalam memahami rahasia ini. Konsep hukum tarik menarik kan memang sudah diajarkan kepada kita yakni kita harus senantiasa berprasangka baik kepada Allah. Allah bersikap sesuai prasangkaan kita kepada Allah. Bukankah ini tarik menarik?. Di dalam The Secret juga diajarkan penerimaan bahwa untuk menerima yang kita inginkan kita harus menerima dan berbahagia dengan keadaan sekarang, bukankah ini konsep syukur dalam islam? Bersyukurlah maka nikmatmu akan Allah tambah. Kemudian, konsep meditasi, bukankah Allah telah menyediakan 5 kali dalam sehari waktu untuk kita “meditasi” mengingat Allah, bertemu Allah, meminta kepada Allah dalam sehari semalam plus waktu-waktu sholat sunat rawatib dan yang dianjurkan.
Akhir, ketika orang tidak bertuhan atau tidak percaya tuhan menerapkan hal semacam ini berhasil dan sukses. Bagaimana dengan kita yang jelas-jelas memiliki Allah sebagai tempat bersandar dan meminta, kepada Allah yang memiliki kerajaan Langit dan Bumi? Bukan hanya dunia yang akan kita miliki tapi insyaallah keselamatan di akhirat juga.


 Notes: Other time, if you find a book! Read, THINK, and then application! Don’t just read and application.

Label:

diposting oleh Unknown @ Kamis, Agustus 30, 2012  

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda