PACAR MU BELUM
TENTU JADI SUAMIMU
Catatan ini saya publish setelah mendengar curhatan dari teman2 mengenai lamanya mereka pacaran tetapi tidak berujung pada pernikahan yang mereka harapkan....
semoga bisa bermanfaat untuk kita semua.....
Saya menjadi mengerti mengapa Islam
melarang hubungan semacam pacaran sebelum pernikahan. Dalam hubungan tersebut
meskipun tidak dilalui dengan aktfitas saling bersentuhan kulit tetapi ada
interaksi hati di dalamnya. Interaksi hati itu akan menumbuhkan harapan. Harapan
akan membuat khayalan masa depan atas hubungan ini. Yang laki-laki akan mejadi
suami dan si perempuan akan menjadi istri, bahkan akibat harapan ini aktiftas
yang dilakukan sudah mirip dengan suami istri. Makan berduaan, berboncengan,
berpegangan tangan, saling membatasi diri dengan teman-taman yang lain, dan
lain sebagainya.
Nabi Zakariya pernah berkata bahwa “Asal
muasal perzinaan adalah pandangan. Berawal dari pandangan maka akan muncul
harapan, ketika menanti harapan maka akan timbul kegalauan.”
Bila kita perhatikan maka pacaran tidak
jauh berbeda dari perkataan Nabi Zakaria tersebut. Berawal dari pandangan,
kemudian menyukai, saling berpacaran lalu muncul berbagai macam harapan tentang
masa depan bersama pasangan, lalu putus lalu muncullah kegaluan dan kesedhan.
Atau pada nasib cinta yang bertepuk sebelah tanga dimana kegaluan dan
kebahagiaan silih berganti datangnya. Namun, jika kita hitung kembali maka akan
banyak kegalauan dari pada kebahagiaan yang di dapat. Begitulah! Meski
demikian, banyak sekali orang yang ingin terjun ke dalamnya.
Dengan pacaran berakibat juga pada sikap
pasangan akan semakin jauh dengan teman-temannya. Mereka seperti memiliki dunia
yang hanya dimiliki mereka berdua. Akhirnya penglihatan mereka tertutup dengan
yang lebih baik dari pasangannya. Begini singkatnya, dengan memiliki pacar maka
kita sepakat untuk setia dengan pasangan sehingga kita membatasi diri dengan
dunia luar selain kita berdua. Bagaimana jika pada masa setia ini ada orang
yang suka dengan kita, lebih baik dari pacar kita, lebih menjamin masa depan
dan agamanya? Kita akan cenderung tertutup hatinya untuk menerima atau malah
mengenal yang lebih baik bukan? Ada lagi yang jelas-jelas menolak tanpa
memberikan kesempatan. Atau jika kita menerima yang baru pun bagaimana caranya
kita memutuskan pacar kita? dipastikan akan ada banyak hati yang terluka?
Bandingkan dengan keadaan ketika kita tidak
berpacaran? Seberapa bebasnya kita memilih yang terbaik atau menerima yang terbaik
untuk menjadi pasangan hidup kita. Tanpa perlu menyakiti siapa pun.
Belum lagi jika kita mau membuka mata.
Berapa banyak pasangan yang telah hidup berumah tangga terganggu oleh
pacar-pacarnya dahulu atau terganggu dengan bayangan pacar sewaktu dulu. Ada
pembanding keadaan pasangan kita nanti dengan pacar kita. Iya jika lebih baik
pasangan kita, jika lebih baik pacar, apakah kita tidak akan kufur dengan
pasangan kita?. ada juga pacar yang tidak terima dengan keputusan kita memilih
orang lain menjadi jodoh kita, ada yang nekat merusak rumah tangga kita bahkan
ada yang nekat main dukun. Nah, dari pada baiknya lebih banyak buruknya bukan?
Memang ada yang berkilah dengan banyak
pacar maka kita akan semakin banyak referensi dalam memilih pasangan hidup.
Pertanyaannya bagaimana jika pacar Anda juga menjadikan Anda referensinya?
Bukankah dengan banyak memiliki pacar kemungkinan menjadi bekas pacarnya
menjadi besar pula. Bebarti Anda bekas banyak orang donk. Belum lagi
kemungkinan pacar Anda mejadi pasangan hidup Anda yang sangat kecil.
Karena pacar belum tentu menjadi suami
kita maka bagaimana tingkah dan sikap kita sebaiknya?
Lepaskan sebebasnya diri kita dari
hubungan yang tidak pasti tetapi pasti mengikat kita. Lepaskan diri dari
hubungan yang semu. Dikatakan suami istri tapi belum menikah, dikatakan menikah
tetapi tidak juga. Saran saya bolehlah Anda berpacaran asalkan Anda sangat
yakin pacar Anda itulah yang akan menjadi pasangan hidup Anda.
Ada yang mengemas pacaran dengan
motivasi untuk saling belajar dan mendewasakan diri. Iya memang ada orang yang
seperti itu, tetapi coba hitung antara yang sukses dengan pacaran dengan yang
pacaran tetapi selalu bermasalah bahkan MBA maka banyak mana jumlahnya.
Silahkan Anda survey sendiri, dan ternyata banyak yang bermasalahnya.
Jika pacar Anda belum tentu menjadi
suami Anda nanti maka janganlah membuang waktu dengannya. Janganlah mau
disentuh atau diketahuinya tentang Anda yang sekiranya hanya suami Anda nanti
saja yang boleh tahu. Jika pacar Anda belum tentu menjadi suami Anda untuk apa
membuang waktu bersamanya dan berangan-angan hidup dengannya. Yang pasti saja
ketika laki-laki yang baik akhlaknya melamar Anda itulah jodoh Anda. Insyaallah
itulah yang terbaik.