SISI LAIN PERENCANAAN
SISI LAIN PERENCANAAN
Selama
ini sebuah perencanaan selalu menjadi sorotan utama. Keberadaanya yang selalu
diagung-agungkan sebagai langkah awal kesuksesan sebuah pencapaian membuat
sebagaian besar orang lupa bahwa perencanaan hanyalah sebuah alat bukan sebuah
tujuan. Bahkan dikatakan bahwa “Gagal merencanakan sama dengan merencanakan
kegagalan”. Perencanaan memang penting
tapi perlu diingat bahwa perencanaan hanya sebuah alat dan bukan tujuan.
Perencanaan
sebuah alat digunakan untuk:
1.
Menggambarkan
hal-hal yang mungkin terjadi di masa yang akan datang sehingga dari
sekarang bisa dipersiapkan kemampuan dari awal.
2.
Menggambarkan
kegiatan secara keseluruhan.
3.
Membuat kegiatan menjadi teratur dan
terarah.
4.
Dapat memilih berbagai macam
alternative cara pencapaian tujuan.
Perhatikan
kata-kata yang digaris bawahi pada kegunaan perencanaan di atas. Menggambarkan,
mungkin, dan dapat memilih berbagai alternative adalah sebuah kata yang
mengandung arti belum pasti atau belum tentu sama. Hanya menggambarkan sesuai
dengan yang diketahui sebuah perencanaan. “yang mungkin terjadi di masa datang”
hanya yang mungkin dan belum pasti terjadi. “Dapat memilih berbagai
alternative” artinya banyak pilihan selama waktu berjalan nanti untuk
menyelesaikan sebuah target. Artinya sebuah perencanaan itu hanyalah sebuah
alat yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Perencanaan
bukanlah apa yang akan dicapai tapi cara mencapai tujuan tersebut. cara itu
sifatnya jamak sehingga cara yang digunakan untuk mencapai tujuan juga banyak.
Sedangkan pada proses perencanaan sebagian anggota seing lupa bahwa perencanaan
hanyalah alat sehingga pada tahap pelaksanaan anggota cenderung fokus pada
perencanaan dan mengabaikan hal-hal nyata yang terjadi. Hal nyata yang tak
terduga pada perencanaan yang mungkin saa itu lebih baik dari pada cara yang
telah direncanakan. Berikut kelemahan dari perencanaan:
1.
Perencanaan itu terbatas. Ini terjadi
karena kelengkapan data dan informasi yang diperlukan pada penyusunan rencana
biasanya kurang akhirnya hal ini dapat menghambat pelaksanaan kegiatan.
2.
Perencanaan memerlukan biaya yang besar.
3.
Prosesnya sering terhambat karena orang
lebih menyenangi melihat masa sekarang.
4.
Perencanaan terkadang dilakukan secara
berlebihan dan membuat paranoid padahal hal tersebut belum tentu terjadi.
5.
Perencanaan bisa mematikan kreatifitas
sebab semua kegiatan harus di sandarkan pada perencanaan.
6.
Jika tidak melaksanakan kegiatan sesuai
rencana maka dianggap gagal padahal belum tentu sebab cara mencapai tujuan itu
banyak.
Seperti
hal lainnya yang memiliki dua sisi yang selalu bersamaan, perencanaan pun
demikian. Hanya saja perencanaan tetap menjadi fungsi uatama dari sebuah
manajemen. Oleh sebab itu keberadaannya tidak bisa diabaikan pula. Setidaknya
dengan perencanaan masa depan bisa diramalkan dan pekerjaan menjadi lebih
terarah.usahakan perencanaan tidak sampai menghambat kreativitas dan inisiatif
dari anggota ketika pelaksanaan. Perencanaan yang sempurna memiliki indikator
sebagai berikut:
1.
Perencanaan memiliki tujuan yang jelas
yang dapat diukur.
2.
Uraian kegiatan lengkap baik pokok dan
tambahannya.
3.
Memiliki jangka waktu pelaksanaannya.
4.
Menjelaskan secara organisasi siapa yang
akan melaksanakannya.
5.
Turut mempertimbangkan faktor penunjang
dan penghambat dan cara penyelesaiannya.
6.
Perencanaan yang sempurna hendaknya
sesuai dengan sistem yang ada sehingga mudah dalam pelaksanaannya.
7.
Memiliki standart untuk mengukur
keberhasilannya.
8.
Perencanaan yang sempurna adalah
perencanaan yang fleksible sesuai dengan kondisi dan situasi saat pelaksanaan berlangsung.
Point
delapan penting agar sewaktu pelaksanaan perencanaan yang dibuat “di masa
lampau” bisa sesuai dengan “masa sekarang”. Perencanaan dibuat bukan untuk
menjadi penghambat pelaksanaan tetapi untuk mempermudah pelaksanaan.
Daftara pustaka:
Wijono, Djoko. Manajemen puskesmas kebijakan dan strategi. Surabaya: Penerbit
CV Duta Prima Airlangga. 2008.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda