Rabu, September 14, 2011

PENTINGNYA MEMILAH SAMPAH DAN DATA


PENTINGNYA MEMILAH "SAMPAH" DAN DATA

Data adalah kumpulan hasil-hasil yang didapat pada sebuah penelitian atau hasil dilapangan. Mengingat sebuah data adalah jamak maka data yang baik dipengaruhi oleh kumpulan hasil tadi. Ketika hasil-hasil penelitian tadi salah atau keliru maka data yang dihasilkan pun keliru. Akhirnya, informasi sebagai data yang telah diolah yang di pusblikasikan pun keliru.
Pentingnya sebuah informasi seperti bahan dasar pembuatan obat. Obat dibuat untuk menyembuhkan suatu penyakit. Kebijakan atau keputusan dibuat untuk menyelesaikan masalah di masyarakat. Ketika bahan dasar obat diare dibuat untuk obat malaria, apakah akan jadi obat anti malaria? Jawabannya ya. Bisa saja jadi sebuah obat anti malaria. Namun, apakah obat anti malaria berbahan dasar obat untuk diare ini akan berhasil menyembuhkan penderita malaria? Jawabannya tidak!
Begitu juga dengan sebuah kebijakan. Informasi seperti bahan dasar obat dan obat sebagai hasil akhir adalah kebijakan untuk menyelesaikan masalah di masyarakat. Kesalahan dalam peramuan obat tidak saja membuat obat tidak paten untuk dikonsumsi tetapi juga membuatnya berbahaya dikonsumsi. Kesalahan dan keliru ketika merumuskan kebijakan akan berdampak pada kebijakan itu sendiri. Kebijakan yang keliru tidak saja membuat masalah di masyarakat tidak terselesaikan tetapi bisa menimbulkan masalah baru yang memperparah keadaan sebelumnya.
Mengingat pentingnya penelitian epidemiologi dan data yang dihasilkannya untuk menerangkan tentang besarnya masalah di masyarakat, mengidentifikasi berbagai faktor penyebabnya, hingga menyiapkan informasi yang esensial untuk keperluan pembuatan kebijakan maka pelaksanaannya harus dilakukan dengan objektif dan teliti. Dalam hal ini penelitian epidemiologi tidak saja untuk masalah kesehatan tetapi juga penelitian epidemiologi terapan. Seperti epidemiologi kependudukan, epidemiologi klinis, epidemiologi genetik, epidemilogi perilaku dan lainnya.
Untuk mendapatkan informasi yang tepat maka diperlukan pencari informasi yang tepat, bertanya pada narasmber yang tepat, memberikan pertanyaan yang tepat, dan mencatat jawaban yang tepat. Mendapatan ketepatan yang sejati memang tidak semudah teori apalagi ketika penelitian melibatkan populasi manusia dan lingkungannya yang dinamis. Hanya saja ketepatan ini bisa diperkuat dengan ketelitian dan pengulangan.
Semua komponen di atas saling mempengaruhi satu sama lain terhadap sebuah data yang baik dan benar. Misalkan pertanyaan sudah tepat untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu terhadap kejadian diare anak, tetapi pertanyaan ini diberikan kepada ibu yang tidak lagi memiliki anak balita, maka kemungkinan hasilnya bias.
Bisa juga penanya sudah tepat, pertanyaan sudah tepat, dan narasumber pun sudah tepat, tetapi penanya tidak mencatat dengan tepat. Bagaimana hasilnya? Kurang atau bahkan tidak akan baik dan benar. Perlu diingat bahwa kesalahan yang jamak terjadi adalah ketika pencataan termasuk keliru memberikan kode hingga kesalahan dalam memasukkan kode ke perangkat statistik. Bayangkan ketika seorang pengambil darah dua orang sekaligus dan memberikan kode yang salah pada botol sampel darah yang diambil. Seharusnya yang bapak botak yang menderita TBC tapi malah laki-laki gondrong yang dikatakn TBC karena pengambil sampel memberikan kode yang salah pada botol sampel kedua orang tersebut.
Ada lagi yang parah seperti kekeliruan penentuan kasus sampel. Seseorang yang tidak HIV dikatakan HIV (positif palsu) dan seseorang yang HIV positif dikatakan sehat (Negatif palsu). Akibatnya kasus yang seharusnya tidak mengkhawatirkan bisa melambung dengan angka insiden yang tinggi padahal itu adalah positif palsu. Atau kasus yang seharusnya tinggi dan harus segera ditangani tapi tidak ditangani karena hasil menyatakan kasus rendah padahal banyak negative palsu. Jika hal ini terjadi pada kasus penyakit yang penularannya tinggi, bukankah artinya membiarkan penularan terus terjadi.  Hal ini juga yang membuat sebuah kasus mengalami fenomena gunung es. Positif pasti hanya muncul sedikit dipermukaan sedangakan negative palsu menumpuk di bawah.
Meski demikian, informasi yang keliru bisa dihindari dengan berhati-hati, teliti, dan objektif dari awal. Perencanaan yang matang terhadap rancangan penelitian bisa menguranginya. Selain itu pemberisihan data bisa dilakukan sebelum data diberikan kode dan siap dimasukkan dalam perangkat statistik. Pengulangan atau melakukan 2 kali atau lebih entri data pada dua pelaksana yang berbeda juga bisa dilakukan untuk mengetahui tingkat kesalahan data.
Urgensi kebenaran data menentukan kebijakan yang akan diambil. Sehingga upaya penyelesaian masalah bisa tepat sesuai yang dibutuhkan.

Label:

diposting oleh Unknown @ Rabu, September 14, 2011  

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda