PENTINGNYA MEMILAH SAMPAH DAN DATA
PENTINGNYA MEMILAH "SAMPAH" DAN DATA
Data adalah kumpulan
hasil-hasil yang didapat pada sebuah penelitian atau hasil dilapangan.
Mengingat sebuah data adalah jamak maka data yang baik dipengaruhi oleh
kumpulan hasil tadi. Ketika hasil-hasil penelitian tadi salah atau keliru maka
data yang dihasilkan pun keliru. Akhirnya, informasi sebagai data yang telah
diolah yang di pusblikasikan pun keliru.
Pentingnya sebuah
informasi seperti bahan dasar pembuatan obat. Obat dibuat untuk menyembuhkan
suatu penyakit. Kebijakan atau keputusan dibuat untuk menyelesaikan masalah di
masyarakat. Ketika bahan dasar obat diare dibuat untuk obat malaria, apakah
akan jadi obat anti malaria? Jawabannya ya. Bisa saja jadi sebuah obat anti
malaria. Namun, apakah obat anti malaria berbahan dasar obat untuk diare ini
akan berhasil menyembuhkan penderita malaria? Jawabannya tidak!
Begitu juga dengan
sebuah kebijakan. Informasi seperti bahan dasar obat dan obat sebagai hasil
akhir adalah kebijakan untuk menyelesaikan masalah di masyarakat. Kesalahan
dalam peramuan obat tidak saja membuat obat tidak paten untuk dikonsumsi tetapi
juga membuatnya berbahaya dikonsumsi. Kesalahan dan keliru ketika merumuskan
kebijakan akan berdampak pada kebijakan itu sendiri. Kebijakan yang keliru
tidak saja membuat masalah di masyarakat tidak terselesaikan tetapi bisa
menimbulkan masalah baru yang memperparah keadaan sebelumnya.
Mengingat pentingnya
penelitian epidemiologi dan data yang dihasilkannya untuk menerangkan tentang
besarnya masalah di masyarakat, mengidentifikasi berbagai faktor penyebabnya,
hingga menyiapkan informasi yang esensial untuk keperluan pembuatan kebijakan
maka pelaksanaannya harus dilakukan dengan objektif dan teliti. Dalam hal ini
penelitian epidemiologi tidak saja untuk masalah kesehatan tetapi juga
penelitian epidemiologi terapan. Seperti epidemiologi kependudukan,
epidemiologi klinis, epidemiologi genetik, epidemilogi perilaku dan lainnya.
Untuk mendapatkan
informasi yang tepat maka diperlukan pencari informasi yang tepat, bertanya pada
narasmber yang tepat, memberikan pertanyaan yang tepat, dan mencatat jawaban yang
tepat. Mendapatan ketepatan yang sejati memang tidak semudah teori apalagi
ketika penelitian melibatkan populasi manusia dan lingkungannya yang dinamis.
Hanya saja ketepatan ini bisa diperkuat dengan ketelitian dan pengulangan.
Semua komponen di atas
saling mempengaruhi satu sama lain terhadap sebuah data yang baik dan benar.
Misalkan pertanyaan sudah tepat untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan
ibu terhadap kejadian diare anak, tetapi pertanyaan ini diberikan kepada ibu
yang tidak lagi memiliki anak balita, maka kemungkinan hasilnya bias.
Bisa juga penanya sudah
tepat, pertanyaan sudah tepat, dan narasumber pun sudah tepat, tetapi penanya
tidak mencatat dengan tepat. Bagaimana hasilnya? Kurang atau bahkan tidak akan
baik dan benar. Perlu diingat bahwa kesalahan yang jamak terjadi adalah ketika
pencataan termasuk keliru memberikan kode hingga kesalahan dalam memasukkan
kode ke perangkat statistik. Bayangkan ketika seorang pengambil darah dua orang
sekaligus dan memberikan kode yang salah pada botol sampel darah yang diambil.
Seharusnya yang bapak botak yang menderita TBC tapi malah laki-laki gondrong
yang dikatakn TBC karena pengambil sampel memberikan kode yang salah pada botol
sampel kedua orang tersebut.
Ada lagi yang parah
seperti kekeliruan penentuan kasus sampel. Seseorang yang tidak HIV dikatakan
HIV (positif palsu) dan seseorang yang HIV positif dikatakan sehat (Negatif
palsu). Akibatnya kasus yang seharusnya tidak mengkhawatirkan bisa melambung
dengan angka insiden yang tinggi padahal itu adalah positif palsu. Atau kasus
yang seharusnya tinggi dan harus segera ditangani tapi tidak ditangani karena
hasil menyatakan kasus rendah padahal banyak negative palsu. Jika hal ini terjadi
pada kasus penyakit yang penularannya tinggi, bukankah artinya membiarkan
penularan terus terjadi. Hal ini juga
yang membuat sebuah kasus mengalami fenomena gunung es. Positif pasti hanya
muncul sedikit dipermukaan sedangakan negative palsu menumpuk di bawah.
Meski demikian,
informasi yang keliru bisa dihindari dengan berhati-hati, teliti, dan objektif
dari awal. Perencanaan yang matang terhadap rancangan penelitian bisa
menguranginya. Selain itu pemberisihan data bisa dilakukan sebelum data
diberikan kode dan siap dimasukkan dalam perangkat statistik. Pengulangan atau
melakukan 2 kali atau lebih entri data pada dua pelaksana yang berbeda juga
bisa dilakukan untuk mengetahui tingkat kesalahan data.
Urgensi kebenaran data
menentukan kebijakan yang akan diambil. Sehingga upaya penyelesaian masalah
bisa tepat sesuai yang dibutuhkan.
Label: Manajemen Kesehatan
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda