Senin, Juli 20, 2009

PENGANTAR KESEHATAN KERJA

Pada dasarnya kesehatan kerja merupakan spesialisasai ilmu dari ilmu kesehatan masyarakat sehingga pedoman, pendekatan, dan objeknya pun sama. Pada ilmu kesehatan masyarakat yang menjadi objeknya adalah masyarakat sedangakan dalam kesehatan kerja objeknya adalah masyarakat pekerja dan masyarakat sekitar perusahaan Pendekatan yang digunakan pun tidak berubah yakni pendekatan preventif dan promotif dengan tidak melupakan juga pendekatan kuratif dan rehabillitatif. Dalam pedomannya pun sama yaitu pencegahan atau menghindari terjadinya penyakit akibat kerja maupun kecelakaan kerja, serta upaya peningkatan kesehatan pekerja yang setinggi-tingginya untuk menghasilkan produktifitas yang setinggi-tingginya pula.
Kesehatan kerja tidak hanya dirasa perlu untuk menjaga kesehatan dan keselamatan pekerja tetapi juga menjaga dan melindungi masyarakat sekitar lingkungan perusahaan dari bahaya limbah produksi. Lebih dari itu kesehatan dan keselamatan kerja juga mengupayakan perlindungan kesehatan hasil produksi yang akan digunakan masyarakat luas. Dapat dikatakan bahwa tujuan dari K3 (kesehatan dan keselamatan kerja) sebagai berikut:
1. Penceghan terjadinya kecelakaan kerja
2. Peningkatan kesehatan kerja
3. Peningkatan gairah kerja
4. Perlindungan bagi masyarakat lingkungan sekitar perusahaan
5. Perlindungan kesehatan terhadap masyarakat luas agar terhindar dari bahaya-bahaya pencemaran yang ditimbulkan oleh produk-produk perusahaan
Adapun tujuan akhir dari kesehatan kerja ini adalah untuk menciptakan tenaga pekerja yang sehat dan produktif.dengan ini diharapkan efektifitas dan efesiensi hasil produksi perusahaan meningkat sehingga keuntungan perusahaan pun meningkat. Namun, disayangka banyak perusahaan yang mengabaikan K3. factor utama yang menyebabkannya adalah perusahaan tidak ingin mengeluarkan biaya yang tinggi untuk K3.
Untuk mencapai tujuan akhir K3 maka diperlukan dukungan dari lingkungan. Lingkungan kerja yang dipra kondisikan dan kondusif inilah yang disebut determinan lingkungan kerja. Determinan kerja meliputi:
1. Baban kerja
Tidak ada pekrjaan yang tidak memiliki beban kerja. Pekerja kuli angkut dipelabuhan misalnya, beban kerjanya ialah mengangkat barang-barang yang berat, disebut juga beben fisik. Lain halnya dengan para pejabat, beban pekerjanya disebut juga baben mental sebab dalam pekerjaannya meraka lebih banyak mengeluarka pikiran dan pertimbangan. Lain lagi halnya dengan pekerja-pekerja sosial yang lebih banyak dituntut berinteraksi dengan orang-orang serta menawarkan jasa-jasa tertentu, maka beban kerjanya pun berbeda dari dua pekerjaan di atas, beban para pekerja sosial disebut juga bebab sosial.
2. Beban tambahan kerja
Merupakan beban yang harus ditanggung oleh pekerja akibat interaksinya dengan lingkungan kerja selain beben kerja yang sudah ditanggngnya, meliputi:
• Factor fisik (suhu dan kelembaban lingkungan kerja, kebisingan, penerangan, dll)
• Factor kimia (debu, fume, uap zat-zat beracun, dll)
• Factor biologis (binatang-binatang pengerat di lingkungna kerja, bakteri, jamur, virus, dll)
• Factor fisiologis (peralatan yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh pekerja)
• Factor psiko-sosial (persaingan yang tidak sehat diantara karyawan, stress, dll)
3. Kapasitas kerja
Merupakan kemampuan terbatas yang dari lahir telah dibawa seseorang yang dapat dikembangkan. Kita dapat mengembangkan kapasitas kerja ini dengan melakukan perbaikan gizi pekerja, mengkondusifkan lingkungan kerja, meningkatka jenjang pendidikannya, menambah pengalaman karyawan,dll. Kapasitas kerja dipengaruhi oleh factor-faktor di luar dirinya antara lain:
• Gizi pekerja
• Genetic
• Lingkungan
• Pendidikan
• Pengalaman
• Jenis kelamin
• Ukuran tubuh


Bagaimana beban kerja dapat mempengaruhi produktifitas kerja???
Seperti kita ketahui bahwa beban kerja dimiliki semua jenis pekerjaan. Beban kerja tidak akan menimbulkan masalah jika sanggup ditanggung oleh pekerja atau beban kerja sesuai dengan keahlian pekerja. Namun, akan menjadi masalah dan mempengaruhi produktifitas (produktifitas erja menurun) kerja manakala beban kerja ini menjadi beban tambahan yang memberatkan dan pada akhirnya berujung stress pada pekerja tersebut, gairah kerja mereka menurun, konsentrasi mereka berkurang, bahkan tidak maksimal dalam melakukan pekerjaannya sebab beban yang ditanggungnya tidak sesuai keahliannya.meski demikian hal ini dapat diantisipasi dengan:
 Menempatkan pekerja pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya
 Memberikan alat-alat bantu untuk mempermudah pekerjaan pekerja
 Pimpinan memberikan motivasi pada pekerjanya
 Memberikan pelatihan pada pekerja yang kurang professional agar bertambah keterampilannya

Bagaimana beban tambahan kerja dapat mempengaruhi produktifitas kerja???
Ada lima beban tambahan kerja seperti yang telah disebutkan di atas yang dapat mempengaruhi produktifitas kerja, bisa meningkatkan produktifitas manakala dkondisikan secara kondusif, dan dapat menurunkan produktifitas manakala menjadi beben pemberat setelah beban kerja yang harus ditanggung pekerja. Misalnya, kebisingan dari alat-alat produksi dapat mengganggu proses komunikasi antar pekerja, membuang banyak energi pekerja karena mesti berteriek-teriak ketika berkomunikasi, merusak alat indra pendengar pekerja jika pekerja terpapar dalam waktu yang berlebih, mengganggu konsentrasi dan lain sebagainya, yang pada akhirnya berakibat pada menurunnya produktifitas kerja. Meski demikian beban tambahan kerja dapat dikurangi bahkan dihiliangkan sesuai lingkungannya kerjanya masing-masing. Misalnya, alat yang menimbulakan kebisingan tadi diberikan alas peredam getaran bunyi atau alat tersebut diisolasi di ruang tertentu ataupun memberikan tutup telinga pada masing-masig pekerja di sana.

Bagaimana kapasitas kerja dapat mempengaruhi produktifitas kerja???
Karena merupakan kemampuan yang berbeda untuk masing-masing individu maka pimpinan perusahaan diharapkan mampu meletakkkan pekerjanya pada pekerjaan yang sesuai dengan kapasitas pekerja. Jika tidak, hal ini dapat menjadi penyebab turunya gairah bekerja, stress, produk yang dihasilkan pekerja tidak maksimal sebab kurangnya kapasitas yang dimilikinya, dll yang berujung pada menurunnya produktifitas kerja. Meski demikian kapasitas kerja dapat ditingkatkan hingga batas tertentu dengan berbagai cara misalnya, dengan melakukan perbaikan gizi pekerja, mengkondusifkan lingkungan kerja, meningkatka jenjang pendidikannya, menambah pengalaman karyawan,dll.
Daftar pustaka:
 Handout Pengantar Dasar-Dasar K3 mata kuliah K3 Program Studi Kesehatan Masyarakat FK Unlam
 Notoatmdjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: penerbit Rineka Cipta.

Madel 12.04.09
Kuliah K3

Label:

diposting oleh Unknown @ Senin, Juli 20, 2009  

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda