Makalah Kesehatan Lingkungan (Envirolet)
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karuniaNya makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Makalah yang berjudul Envirolet ini diperuntukkan untuk memenuhi tugas tengah semester genap pada mata kuliah Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan. Tema ini diangkat karena dirasa perlu sebagai salah satu pemecahan masalah pencemaran lingkungan dan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh kotoran manusia. Dengan adanya makalah ini, mahasiswa diharapkan dapat menguasai materi kuliah dan cara pengelolaan tinja dengan baik. Sehingga lebih kreatif lagi dalam upaya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan serta dapat mempelajari penyakit-penyakit yang timbul akibat lingkungan dan dapat mencegah tersebarnya penyakit yang timbul akibat lingkungan itu sendiri.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu kami menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini selanjutnya.
Akhir kata, tidak ada gading yang tidak retak. Atas segala perhatiannya kami mengucapkan terima kasih. Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini kita semua dapat mengambil manfaatnya.
Banjarbaru, 26 Maret 2009
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG……………………..…………………………. 1
1.2.BATASAN MASALAH…………………………………………….... 3
1.3.METODE PENULISAN……………………………………………… 3
1.4.TUJUAN PENULISAN………………………………………………. 3
1.5.MANFAAT PENULISAN……………………………………………. 4
BAB II ISI
2.1.ENVIROLET…………………………………………………………. 5
2.2.KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ENVIROLET……………….. 10
2.3.ENVIROLET DI MATA MASYARAKAT INDONESIA………….. 13
BAB III PENUTUP
3.1.KESIMPULAN………………………………………………………. 15
3.2.SARAN………………………………………………………………. 16
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. 17
LAMPIRAN……………………………………………………………………… 18
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hasil terakhir dari badan statistika kependudukan dunia akhir-akhir ini melaporkan bahwa jumlah populasi manusia sudah mencapai angka 6,5 milyar. Merupakan sebuah angka yang besar dan menunjukkan pertumbuhan yang berjalan sangat cepat. Lalu pernahkah kita berpikir apa saja yang dihasilkan oleh seluruh penduduk dunia ini setiap harinya. Apakah hanya aktivitas dan memproduksi teknologi, makanan dan minuman, serta ilmu pengetahuan saja? Tidak. Dalam kegiatan produksinya tersebut nyatanya manusia selalu menghasilkann limbah, baik itu limbah industri, tempat-tempat umum, perkantoran maupun rumah tangga. Lepas dari semua permasalahan limbah yang sangat berpotensi mencemari lingkungan dan menimbulkan penyakit jika tidak dilakukan pengelolaan dan pengolahan kotoran manusia secara baik dan benar.
Kembali kita kecilkan ruang lingkup permasalahan ini, dari populasi dunia menjadi populasi penduduk di Indonesia. Di tengah pertumbuhan penduduk Indonesia yang terus menaik dengan cepat (± 210 juta jiwa), dimana lahan pemukiman sebagai tempat tinggal semakin sempit, ternyata permasalahan pembuangan kotoran manusia juga turut meningkat. Mengapa demikian?
Ekskreta manusia atau kotoran manusia (human excreta yang terdiri dari feses dan urin) merupakan hasil akhir dari proses yang berlangsung dalam tubuh manusia yang menyebabkann pemisahan dan pembuangan zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dibutuhkan tersebut berupa tinja dan urin. Dilihat adri sudut kesehatan lingkungan maka kedua jenis kotoran ini dapat masalah yang sangat penting. Pembuangan kotoran manusia secara layak merupakan kebutuhan kesehatan yang paling diutamakan. Pembuangan kotoran manusia yang sembarangan dan pengelolaan kotoran yang salah dapat mengakibatkan pencemaran tanah, pencemaran air, kontaminasi makanan dan perkembang biakan lalat. Sementara itu, penyakit-penyakit yang dapat terjadi akibat keadaan di atas antara lain, tifoid, paratifoid, disentri, diare, kolera, penyakit cacing, hepatitis veral dan beberapa penyakit infeksi qastrointestinal lain, serta infestasi penyakit parasit lainnya. Penyakit tersebut tidak saja menjadi beban pada komunitas yang dilihat dari angka kesakitan, kematian, dan harapan hidup, tetapi juga menjadi penghalang bagi tercapainya kemajuan di bidang sosial dan ekonomi.
Kurangnya perhatian terhadap pengelolaan dan pengolahan kotoran manusia di sertai dengan cepatnya laju pertumbuhan penduduk serta lingkungan yang semakin menyempit, jelas akan mempercepat penyebaran-penyebaran penyakit melalui kotoran manusia. Berdasarkan dari hasil penelitian yang ada, seseorang yang normal diperkirakan menghasilkan tinja rata-rata 330 gram/orang/hari, dan menghasilakn 970 gram/orang/hari. Jadi bila penduduk Indonesia ssekarang ini berjumlah ± 210 juta jiwa maka setiap hari tinja yang dikeluarkan sekitar 69.300.000.000 gram atau 69.300 ton tinja, dan menghasilkan urin sebanyak 2.037.000.000.000 atau 203.700 ton urin. Coba bayangkan berapa miliar ton tinja dan urin yang dihasilkan oleh penduduk dunia setiap harinya ! Tak disangkal lagi jika tidak segera masalah ini diselesaikan pastilah suatu saat nanti bumi kita akan dipenuhi dengan kotoran manusia, dan bayangkan pula betapa merajalelanya vektor-vektor penyakit yang berasal dari pengelolaan tinja yang tidak baik mampu menginfeksi manusia dan mencemari lingkungan tempat tinggal kita.
Berasal dari fenomena ini dan mengingat masih banyaknya negara-negara berkembang terutama Negara-negara miskin yang melakukan pembuangan kotoran manusia secara sembarang akibat tingkat sosial ekonomi yang rendah, pengetahuan di bidang kesehatan lingkungan yang kurang serta kebiasaan buruk dalam pembuangan tinja yang diturunkan dari generasi ke generasi, maka permasalahan ini diangkat dan menjadi bahan galian ilmu kami dalam penulisan masalah ini.
Untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan akibat penyakit karena kotoran manusia maka diperlukan suatu cara pembuangan kotoran manusia yang memenuhi persyaratan sanitasi. Dalam kesempatan kali ini kami mencoba memperkenalkan suatu teknologi toilet yang ramah lingkungan sebab mampu mengubah kotoran menjadi kompas yang jika dibuang ke lingkungan justru akan memperkaya unsur-unsur hara tanah. Teknologi toilet yang menggunakan prinsip compasting toilet ini bernama Envirolet dari perusahaan toilet Sancer, Canada.
1.2Batasan Masalah
Batasan masalah dalam makalah ini hanya tentang Envirolet, cara kerja toilet ini dalam mengolah kotoran manusia menjadi kompas, kelebihan dan kekurangannya, dan keberadaannya di masyarakat Indonesia sekarang ini serta modifikasi Envirolet agar sesuai dengan kebudayaan membuang kotoran dalam masyarakat Indonesia.
1.3 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode kepustakaan. Merupakan metode yang dilakukan dengan cara mengambil referensi dari bahan-bahan pustaka dan mengambil informasi dari internet yang berkaitan dan mendukung dengan judul makalah ini.
1.4 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memperkenalkan envirolet sebagai teknologi baru yang lebih efektif dan effisien untuk mengolah kotoran manusia menjadi kompos.
2. Mengetahui bagaimana cara pengomposan kotoran manusia yang dilakukan oleh komponen-komponen envirolet.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan envirolet.
4. Mengidentifikasi keberadaan envirolet di Indonesia dan memodifikasi bentuknya agar sesuai dengan kebudayan membuang kotoran manusia masyarakat Indonesia.
5. Menambah pengetahuan tentang pengolahan dan pengolahan kotoran manusia agar tidak mencemari lingkungan dan mengakibatkan penyakit pada manusia tersebut.
6. Memotivasi mahasiswa agar mampu menciptakan toilet dengan pengelolaan dan pengolahan kotoran manusia yang aman, nyaman dan ramah lingkungan.
7. Memenuhi tugas tengah semester II jurusan kesehatan masyarakat FK Unlam, mata kuliah dasar-dasar kesehatan lingkungan.
1.5Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.Agar pembaca mengetahui tentang teknik pengelolaan kotoran manusia yang baik yang sudah digunakan dibeberapa Negara.
2.Agar pembaca menyadari tentang pentingnya pengolahan manusia yang tidak mencemari lingkungan.
3.Agar pembaca menyadari bahwa jika diolah secara maksimal, kotoran manusia akan menjadi sumber gizi bagi lingkungan (kompas).
4.Sehingga pembaca termotivasi untuk mengembangkan berbagai teknologi untuk menciptakan teknologi toilet yang ramah lingkungan dan ssesuai dengan kebudayaan masyarakat Indonesia.
BAB II
ISI
2.1 Envirolet
Envirolet merupakan perpaduan antara kepudulian terhadap sanitasi lingkungan dengan teknologi yang dipelopori oleh Saueor Domestik yang menggambungkan system compoting toiet dengan flash toilet atau toiet basa. Envirolet adlah sebuah unit closet yang tidak memiliki sewage system atau istem pembuangan berupa septie tank. Envirolet menggunakan system penampungan dan pemroesan kotoran manusia menjadi kompos berdasarkan prinsif aerobie biogdegration atau dessication.
Oleh Sancor Dometie, envirolet didesain sangat modern, fleksibel diletakkan disudut manapun dari rumah anda ataupun di tempat-tempat umum, perkantoran dan ndustri, bersih, hemat air dan yang penting nvirolet mampu mengubah kotoran manusia menjadi kompos yang aman lingkungan sebab zat-zat pathogen dalam feses dan urin elah dinetralkan dan dimatikan ketika proses pengomposan brlangsung.
Envirolet lbih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan flash toilet hanya saja envirolet harus ditempatkan di tempat yang agak tinggi agar composer unit dalam envirolet dapat diletakan di bawahnya. Pengomposan dalam envirolet dapat dilakukan dengan tiga cara yakni secara manual ( kita yang melakukan proses pengomposan tersebut ), dengan bateray dan dengan tenaga listrik ( proses pengomposan terjadi secara otomatis ).
Komponen – Komponen Envirolet :
1.Domestic Vacuflush Toilet
Domestic vacuflash toilet memiliki desain yang sama dengan we duduk biasa hanya saja omotie vacuflush toilet memiliki lubang atau tempat pembuangan kotoran yang lebih besar, dilengkapi alat tambahan agar anak kecil dapat turut menggunakannya, dan memiliki push tombol di bagian bawahnya untuk menyiram kotoran kita, Push tombol pada envirolet dapat langsung diinjak dengan kaki sehingga tidak mengganggu pembuangan kotoran kita selain itu push tombol juga dilengkapi dengan suatu alat agar menibulkan tekanan air yang kuat untuk mendorong kotoran kita masuk dalam composting unit sehingga untuk penyiraman pada envirolet hanya memerlukan rata – rata air 0,5 liter saja.
Karena envirolet dapat diletakan dimana saja sesuai dengan keinginan kita maka dometie vacuflash toiletnyapun didesain modern, elegan, bersih , anti bakteri, dan tikus serta memiliki tutup sehingga tiak mengganggu estetika.
2.Dometie Vacum Generator Unit
Vacum ini dihubungkan dengan selang dibelakang dometie vacuflash toilet yang berfungsi mengontrol penyediaan air penyiraman kotoran dan mengantarkan feses dan urin langsung ke composting unit.
3.Envirolet Compost Unit
Merupakan bagian terpenting dalam proses pengomposan karena disinilah feses dan urin kita diolah menjadi kompos.
1.Envirolet compost lonvered panel unit
2.Blower fan dan heater thermostatieally wall control
3.Blower pipe
4.Composting bowl
5.Knifes
6.Wind turbine ventilater
7.Big bowl
4.Compost Acceleration
Sebenarnya compost acceleration bukan merupakan dari komponen – komponen envirolet tetapi keberadaan compost acceleration atau activator pengomposan menjadi pentinng sebab proses pengomposan yang terlalu dimanipulasi keadaannya oleh envirolet menjadi semakin cepat dengan adanya mikroorganisme penting dalam activator pengomposan.
Sudah banyak organism yang dimanfaatkan menjadi activator pengomposan seprti cacing tanah ( verkomi kompos ), bakteri dan mikroba ( aktimocetes , cendanan, kapang, triehoderma pseudokoningii, cyptopaga sp, fpp ). Namun dalam envirolet compost acceleration yang igunakan adalah jnis – jenis mikroba yang dapat hidup pada suhu tinggi.
5.Wind Turine Ventilater
Merupakan alat yang dipasang sebagai tempat sirkulasi udara dari dalam compost unit ke udara bebas. Selalu dipasang dari compost unit ke atas atap. Berbentuk pipa panjang yang didalamnya dilengkapi lapisan beton dengan campuran tertentu sehingga udara yang keluar tidak berbau dan mencemari udara, dan puncaknya dilengkapi wind turbin yang selalu berputar.
Cara kerja Envirolet :
1.Ketika kita menekan push tombol, oleh dometie vacuum generator unit tekanan air diberikan sangat besar sehingga feses dan urin masuk ke dalam envirolet compost unit.
2.Ketika feses dan urin tiba di dalam mangkuk pengomposan secara otomatis proses aerasi terjadi berikut 6 langkah prosesnya :
a.Outside Air Enters ( udara dari luar masuk ke kompos unit ), pertama udara dari luar masuk melalui envirolet compost lovvered panel unit.
b.Air Is Heated ( membuat udara menjadi panas ), udara dari luar yang masuk tadi ditangkap oleh Blower Fan lalu dilakukan pengontrolan udara supaya panas dan suhu panas ini dipetahankan keadaanya oleh heater thermostatically wall control agar tidak terjadi proses anaerob.
c.Heated Air own ( mengalirkan udara ke baki kompos ), oleh blower fan udara panas tadi kemudian dialirkan melalui blower pipe ke composting bowl.
d.Automatic Six-Way ( proses aerasi terjdi ), secara otomais knifes atau pisau-pisau dari atas , bawah, kanan, kiri, dan belakang melakukan pemotongan – pemotongan atau penghalusan feses agar partikel feses mengecil dan air yang dikandung feses ke luar. Secara bersamaan pula udara panas yang dialirkan blower pipe tadi menyebabkan proses aerasi yang terjadi.
e.Evaporation ( penguapan ), terjadi proses penguapan melalui wind tuebine ventilator. Semua cairan dalam proses aerasi di atas diuapkan ke luar. Tujuannya agar yang terjadi dalam proses pengomposan nanti hanya at –zat padatnya saja yang terdekomposasi. Selain itu hal ini dilakukan agar tidak terjadi proses anaerob biodegradation yang pasti menimbulkan bau busuk.
f.Composting ( proses pengomposan ), yang terakhir adalah pengomposan feses padat ( 85-90%) yang dibantu oleh compost acceleration.
Sama halnya seprti pengomposan limbah lainnya, pada envirotmen pun demikian hanya saja envirolet menggunakan high-tecnologi ( pengomposan dengan teknik tinggi ) yakni dengan memanipulasi kondisi atau faktor – faktor yang berpengaruh pada pengomposan ( ukuran partikel, system aerasi , porositas, menjaga kelembaban, menjaga temperature, PH, dan kandungan hara ), dan menggunakan compost accelerator.
Proses pengomposan terjadi dalam dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahap – tahap awal proses , oksigen dan senyawa – senyawa yang mudah tergedrasi atau segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan kenaikan ph kompos. Suhu akan meningkat di atas 50-70C. Suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu. Miroba yang aktif pada suhu ini adalah mikroba termofilik. Pada saat ini terjadi dekomposisi atau penguraian bahan organik yang sangat aktif. Dengan menggunakan Oksigen dari sirkulasi envirolet kompos lorvered panel unit makan akan diuraikan feses menjadi carbon dioksida, uap air dan panas. Setelah sebagian bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur- angsur mengalami penurunan. Pada sat ini terjadi pematangan kompos tingkat lanjut, yaitu pembentukan liat humus. Selama proses pengomposan akan tterjadi pnyusutan volume maupun biomassa feses. Sehingga kompos feses kering yang berjatuhan melalui lubang di compost bowlke big bowl 30-40% dari voume atau bobot awal bahan. Sistemerobic biodegradation yang digunakan dalam envirolet ini yaitu pengomposan yang menggunakan oksigen. Ada beberapa keuntungan dalam hal ini, diantaranya proses pengomposan menjadi cepat dan tidak menimbulkan bau busuk atau yang tidak sedap yang berasal dari asam –asam organic ( asam aselat, asam bitirat, asam velerat, pattericine, amino, dan H2S ) dibanding jika menggunakan anaerobik biogedration pada saat pengomposan.
Dan yang terpenting bahan kompos dari envirolet ini dapat langsung dibuang ke lingkungan tanpa rasa kuatir akan mencemari air, tanah, dan udara. Justru sebaliknya kompos envirolet kaya akan unsur hara yang menyuburkan tanah sebab semua mikroorganisme pathogen dari feses telah dimatikan dan dinetralkan. Adapun mikroorganisme pathogen tersebut adalah :
1.Virus
Adenovirus
Aterovirus ( polio virus ) hepatitis A
Reovirus
Rotavirus ( penyebab diare )
2.Bakteri
Escherclia coli
Salmonella paratyphy
Salmonella typhy
Salmonella spp
Shigella sonner
S.hexneri
S. dysentie
Vibrio cholera
3.Protozoa
Balatidium C. ( penyebab diare, disentry )
Entamoeba hystolyka ( penyebab disentri )
Glardia lambria ( diare amoeba dan malabsopsi )
4.Cacing
Ancytoma ( penyakit anylastomasis )
Accaris lumbricoides ( ascariasis )
Shitosoma japanicun ( shistomasis )
Taenia saginata ( taeniasis )
Taenia solium
Tricuns tri chiura ( triehuriasis )
Hampir semua microorganisme patogen di atas tidak terdapat lagi dalam kompas jadi envirolet sebab :
1.Adanya proses aerasi menyebabkan porositas dan kandungan air dalam feses akan selalu diuapkan sehingga oksigen akan selalu tersedia dan pengomposan akan terjadi dengan cepat dan dibantu dengan aktivator kompas sehingga beberapa mikroorganisme patogen pada tahap ini telah berhasil dimusnahkan.
2.Temperatur tinggi yang senantiasa dijaga oleh Heater Thermostatically Wall Control dan panas yang juga dihasilkan oleh aktifitas mikroba aktivator kompas menyebabkan cepatnya proses pengomposan dan dapat membunuh mikroorganisme-mikroorganisme patogen dalam feses.
3.Selain itu kandungan P dan K dalam urin dan feses juga memperkaya unsur hara sehingga proses pengomposan menjadi cepat dan jika dibuang ke lingkungan maka tidak akan berbahaya sama sekali.
4.Karena dalam envirolet yang dikomposkan hanya feses dan urin saja maka kita tidak akan menemukan logam-logam berat berbahaya seperti Mg, CU, Zn, Nikel dan Cr yang dapat mencemari lingkungan sehingga proses pengomposann menjadi cepat tanpa terlebih ahulu menguraikan senyawa logam berbahaya di atas.
2. 2 Kelebihan dan Kekurangan Envirolet
Kelebihan
Berikut merupakan syarat-syarat toilet yang baik
1.Terletak di dataran rendah, berjarak sekurang-kurangnya 20 meter dari sumber-sumber air seperti sumur, sungai dan kolm.
2.Berjarak sekurang-kurangnya 20 meter dari pemukiman.
3.Mempunyi tutup kakus yang terbuat dari bahan yang kuat yaitu beton atau kayu yangmemungkinkan feses dan urin dapat melewatinya ke bawah secara mudah. Lubang itu harus kecil agar anak-anak tidak dapat menggunakannya untukbermain dan seyogyanya lubang tersebut dideri penutup.
4.Septik Tank sekurang-kurangnya harus memiliki kedalaman 1 m
5.Mempunyai dinding dan atap yang tebuat dari bahan yang mudah didapatkan, murah, dan mudah diperbaiki.
6.Dijaga kebersihan, untuk hal ini, disediakan sapu dan air di dalam emberyang dapat digunakan untuk membersihkan kakus.
7.Septik Tank tidak terjangkau oleh serangga dan binatang lainnya yang dapat menularkan kuman dari feses ke makanan.
Semua syarat-syarat toilet yang baik dimiliki oleh envirolet dengan tambahan teknologinya yang aman dan ramah lingkungan, yaitu :
1.Envirolet tidak menggunakan septic tank sehinggatak perlu khawatirakan mencemari air, tanah, maupun udara.
2.Tidak mengganggu estetika lingkungansebab Compost Unit didesain bersih dan elegan.
3.Dengan envirolet tidak takut lagi akan mencium bau-bau yang tidak sedap karena envirolet dilengkapi dengan pengatur sirkulasi yakni Wind Turbin Ventilator dan menggunakan prinsip aerobic biogradation dalam prosesnya sehingga tidak menimbulkan bau sama sekali
4.Envirolet tidak memerlukan lahan yang luas dalam peletakannya seperti pada toilet biasa yang menggunakan septic tank
5.Envirolet memiliki desain yang kuat, anti bakteri dan tikus
6.Penggunaan emvirolet saat ini turut menghemat air sebab hanya menggunakan 0,5 liter air setiap kali penyiraman kotoran (dibanding dengan toilet biasa yang rata-rata-rata memerlukan 10 liter air untuk penyiraman setiap kalinya). Selain itu pembilasan pun dilakukan menggunakan tissue toilet sehingga penggunaan envirolet secara benar mampu menghemat sumber air dunia 10.000 liter pet tahun.
7.Envirolet aman dari gangguan binatang-binatang yang menjadi mediator penyebaran penyakit akibat feses karena envirolet tidak memiliki fasilitas untuk binatang-binatang tersebut masuk. Envirolet Compost Lauveret Panel Unit sebagai jalan masuk udara luar telah dilengkapi dengankasa yang memiliki pori-pori permukaan yang sangat kecil.
Dalam syarat-syarat pengomposan yang benar pun envirolet memenuhi persyaratan tersebut, yaitu :
1.Ukuran partikel harus kecil
Envirolet memiliki pisau dari enam sisi yang berbeda sehingga memperkecil area proses sehingga meningkatkan kontak antara mikroba dengan bahan dan proses dekomposisi sehingga pengomposan berjalan cepat.
2.Memiliki sistem aerasi
Dimaksudkan agar tidak terjadi proses anaerob bioelegradation yang dapat menimbulkan bau busuk.
3.Porositas.
Dengan adanya ventilator udara panas maka akan menyuplai banyak oksigen sehingga proses pengomposan berjalan cepat.
4.Kelembaban
Di envirolet kelembaban terkontrol dengan baik sebab ada proses aerasi sehingga anaerob biogradation tidak terjadi danmenimbulkan bau yang tidak sedap.
5.Temperatur.
Dengan penrontrolan dan termo regulator yang terkontrol oleh envirolet mampu membunuh bakteri dan mirooganisme pathogen dalam feses sehingga kompos yang dihasilkan aman untuk lingkungan.
Adapun kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh envirolet lainnya adalah sebagai berikut :
1.Mengolah kotoran manusia menjadi kompos yang ramah lingkungan
2.Kompos yang dibuang ke lingkungan mampu memperkaya unsure hara tanah
3.Hanya memerlukan waktu 24 jam untuk melakukan proses pengomposan. Hal ini jelas sangat cepat disbanding proses pengomposan biasanya.
4.Peletakan Dometic Vacu Flash toilet dapat diletakkan dimana saja sesuai keinginan kita (di Pondokan, samping kolam renang, petrnakakan, pertokoan, perkantoran dan garasi rumah kita ). Dengan syarat pondasi lantainya agak tinggi dan disediakan tempat untuk mendirikan Wind Turbine Ventilatornya (ventilator udara envirolet).
5.Memiliki desain yang modern, elegan, bersih, anti bakteri, dan anti binatang pengerat serta praktis penggunaannya.
6.Teknologi toilet yang paling maju saat ini
7.Hemat biaya transportasi dan penimbunan limbah manusia
8.Toilet hemat air
9.Memiliki nilai jual kompos yang lebih tinggi daripada bahan asalnya.
10.Mengurangi kebutuhan lahan untuk membuat septick tank
11.Kompos yang dibuang akan memperbaiki struktur dan karakteristik tanah.
12.meningkatkan aktivitas mikroba tanah.
13.Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman.
14.mengurangi polusi udara akibat biogas dari kotoran manusia karena proses pengomposan terjadi secara aerobic biogradation.
Kekurangan.
Meskipun memiliki banyak kelebihan tetapi envirolet juga memiliki kekurangan seperti :
1.Harganya relative mahal($ 900) dan berkembang keseluruh dunia hanya beberapa Negara seperti Canada, Australia dan British.
2.Tidak mampu menampung kotoran manusia secara terus-menerus karena Envirolet Compost Unit memiliki keterbatasan volume.
2.3.Envirolet di mata Masyarakat Indonesia.
Keberadaan envirolet di Indonesia belum banyak dikenal oleh masyarakat. Meski demikian Teknik Composting Toilet sudah cukup banyak dikembangkan oleh segelintir masyarakat. Seperti Institut Teknik Bandung khususnya pada Fakulltas Ilmu Hayati, mereka telah menggunakan teknik Composting Toilet pada satu toilet mereka. Hanya saja toilet kompos mereka tidak sesederhana envirolet. Untuk area pengomposan mereka masih menggunakan penampungan semacam septic tank. Selain itu untuk mengaktifkan proses pengomposan tidak bias secara otomatis melainkan harus menekan tombol pengomposan terlebih dahulu yang menghubungkan dengan tenaga listrik. Proses pembilasan pantat pun tidak boleh di WC duduk tadi melainkan kita harus pindah ke tempat pembilasan, hal ini dilakukan agar air tak berlebih di dalam septic tank sehingga memperlambat proses pengomposan.
Di tengah kebiasaan masyarakat Indonesia yang menyenangi membuang kotoran langsung ke sungai, membuang kotorannya di jamban-jamban tradisional, menyenangi WC jongkok dan kebiasaan boros air untuk membilas dan menyiram kotoran mungkin keberadaan envirolet agak sukar untuk diterima. Pertama karena harga envirolet ini cukup mahal, kedua karena envirolet tidak menggunakan air untuk bilasan melainkan tissue toilet dan yang ketiga karena envirolet memerlukan pengontrolan agar rutin membuang hasil kompos. Dari pada itu jika envirolet mau digunakan oleh masyarakat Indonesia maka envirolet harus mengalami penyesuaian dengan kebiasaan masyarakat yaitu :
1.Mengganti menggunakan tissue toilet dengan menggunakan air untuk bilasan.
2.Menambahkan komponen untuk membuang air bilasan agar tidak ikut masuk ke dalam envirolet compast unit sebab kelebihan air akan meemperlambat proses pengomposan.
3.Mengatur pola makan agar kotoran yang dihasilkan memenuhi syarat feses yang sehat.
4.Mengekonomiskan harga envirolet agar dapat dijangkau oleh masyarakat Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Envirolet merupakan perpaduan antara kepudulian terhadap sanitasi lingkungan dengan teknologi yang dipelopori oleh Saueor Domestik yang menggambungkan system compoting toiet dengan flash toilet atau toiet basa. Envirolet adlah sebuah unit closet yang tidak memiliki sewage system atau istem pembuangan berupa septie tank. Envirolet menggunakan system penampungan dan pemroesan kotoran manusia menjadi kompos berdasarkan prinsif aerobie biogdegration atau dessication.
Envirolet memiliki banyak kelebihan terutama memenuhi semua persyaratan WC sehat dan proses pengomposan yang baik. Adapun beberapa kelebihan envirolet lainnya :
1.Hemat air
2.Aman dari binatang yang menjadi perantara penyakit akibat feses.
3.Proses pengomposan yang cepat.
4.Hasil pengomposan aman untuk lingkungan dan juga memperkaya unsur hara tanah.
Hanya saja envirolet memiliki beberapa kekurangan, yakni memiliki harga yang mahal, dan volume mangkuk pengomposan yang terbatas. Jika envirolet ingin digunakan oleh masyarakat Indonesia harus melalui beberapa modifikasi yaitu :
1.Mengganti menggunakan tissue toilet dengan menggunakan air untuk bilasan.
2.Menambahkan komponen untuk membuang air bilasan agar tidak ikut masuk ke dalam envirolet compast unit sebab kelebihan air akan meemperlambat proses pengomposan.
3.Mengatur pola makan agar kotoran yang dihasilkan memenuhi syarat feses yang sehat.
4.Mengekonomiskan harga envirolet agar dapat dijangkau oleh masyarakat Indonesia.
3.2.Saran
Adapun saran dari kelompok kami adalah sebagai berikut :
1.Diperkirakan penelitian lebih lanjut terhadap envirolet agar dapat diaplikasikan sesuai kebudayaan masyarakat Indonesia.
2.Agar pemerintah dan tenaga kesehatan bisa memperkenalkan dan menyarankan supaya masyarakat Indonesia mau beralih ke envirolet.
3.Perlu adanya sosialisasi dari tenaga kesehatan kepada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan dan pengolahan kotoran manusia agar tidak mencemari lingkungan dan menimbulkan penyakit.
4.Memodifikasi komponen-komponen envirolet agar harganya lebih terjangkau oleh masyarakat tanpa mengurangi kualitas dari envirolet tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, U.F. 2007. Horizon Baru Kesehatan Masyarakat di Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.
Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Notoatmodjo, Soekidjo.2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
Sjahruddin, Said. 2008. Membuat Biogas dari Septic Tank. Jakarta : Bentara Cipta Prima.
Husaini, S.K.M., M.Kes, Sri Herlina, S.K.M., Yuliana, S.K.M.. 2009. Buku Ajar Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan. Banjarbaru : PSKM FK UNLAM.
Rusbiantoro, Dadang. 2008. Global Warming For Beginner. Yogyakarta : O2.
Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan. 2006. Panduan Penyelenggaraan Desa Sehat Menuju Kabupaten/Kota Sehat. Banjarmasin : Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan.
C. Jenkins, Joseph. 1999. The Humanure Handbook : A Guide To Composting Human Manure. www.jenkinspublishing.com
http://en.wikipedia.org/wiki/organism”
Pengomposan Limbah Organik.isroi@ipard.com
http://en.wikipedia.org/wiki/Composting_toliet
File:///D:/Composting_toilet.htm
http://www.envirolet.com
http://www.pct.com.au/aptrixpublishing.nsf/AttachmentsByTitle/PP+CompostingToiletStudi+PDF/$FILE/e4215.pdf
isroi@ipard.com
http://www.compost.org.uk
LAMPIRAN
Gambar 1. Komponen envirolet
Gambar 2. Desain Envirolet di dalam rumah
Gambar 3. Nama-Nama Alat Composting Unit
Gambar 4. Cara Kerja Envirolet
Gambar 5. Alat-Alat di dalam Envirolet Compost Unit
Gambar 6. Aktifator Kompos
Gambar 7. Waktu Pengomposan
Gambar 8. Proses Pengomposan
Gambar 9. Kompos Envirolet
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karuniaNya makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Makalah yang berjudul Envirolet ini diperuntukkan untuk memenuhi tugas tengah semester genap pada mata kuliah Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan. Tema ini diangkat karena dirasa perlu sebagai salah satu pemecahan masalah pencemaran lingkungan dan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh kotoran manusia. Dengan adanya makalah ini, mahasiswa diharapkan dapat menguasai materi kuliah dan cara pengelolaan tinja dengan baik. Sehingga lebih kreatif lagi dalam upaya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan serta dapat mempelajari penyakit-penyakit yang timbul akibat lingkungan dan dapat mencegah tersebarnya penyakit yang timbul akibat lingkungan itu sendiri.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu kami menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini selanjutnya.
Akhir kata, tidak ada gading yang tidak retak. Atas segala perhatiannya kami mengucapkan terima kasih. Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini kita semua dapat mengambil manfaatnya.
Banjarbaru, 26 Maret 2009
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG……………………..…………………………. 1
1.2.BATASAN MASALAH…………………………………………….... 3
1.3.METODE PENULISAN……………………………………………… 3
1.4.TUJUAN PENULISAN………………………………………………. 3
1.5.MANFAAT PENULISAN……………………………………………. 4
BAB II ISI
2.1.ENVIROLET…………………………………………………………. 5
2.2.KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ENVIROLET……………….. 10
2.3.ENVIROLET DI MATA MASYARAKAT INDONESIA………….. 13
BAB III PENUTUP
3.1.KESIMPULAN………………………………………………………. 15
3.2.SARAN………………………………………………………………. 16
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. 17
LAMPIRAN……………………………………………………………………… 18
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hasil terakhir dari badan statistika kependudukan dunia akhir-akhir ini melaporkan bahwa jumlah populasi manusia sudah mencapai angka 6,5 milyar. Merupakan sebuah angka yang besar dan menunjukkan pertumbuhan yang berjalan sangat cepat. Lalu pernahkah kita berpikir apa saja yang dihasilkan oleh seluruh penduduk dunia ini setiap harinya. Apakah hanya aktivitas dan memproduksi teknologi, makanan dan minuman, serta ilmu pengetahuan saja? Tidak. Dalam kegiatan produksinya tersebut nyatanya manusia selalu menghasilkann limbah, baik itu limbah industri, tempat-tempat umum, perkantoran maupun rumah tangga. Lepas dari semua permasalahan limbah yang sangat berpotensi mencemari lingkungan dan menimbulkan penyakit jika tidak dilakukan pengelolaan dan pengolahan kotoran manusia secara baik dan benar.
Kembali kita kecilkan ruang lingkup permasalahan ini, dari populasi dunia menjadi populasi penduduk di Indonesia. Di tengah pertumbuhan penduduk Indonesia yang terus menaik dengan cepat (± 210 juta jiwa), dimana lahan pemukiman sebagai tempat tinggal semakin sempit, ternyata permasalahan pembuangan kotoran manusia juga turut meningkat. Mengapa demikian?
Ekskreta manusia atau kotoran manusia (human excreta yang terdiri dari feses dan urin) merupakan hasil akhir dari proses yang berlangsung dalam tubuh manusia yang menyebabkann pemisahan dan pembuangan zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dibutuhkan tersebut berupa tinja dan urin. Dilihat adri sudut kesehatan lingkungan maka kedua jenis kotoran ini dapat masalah yang sangat penting. Pembuangan kotoran manusia secara layak merupakan kebutuhan kesehatan yang paling diutamakan. Pembuangan kotoran manusia yang sembarangan dan pengelolaan kotoran yang salah dapat mengakibatkan pencemaran tanah, pencemaran air, kontaminasi makanan dan perkembang biakan lalat. Sementara itu, penyakit-penyakit yang dapat terjadi akibat keadaan di atas antara lain, tifoid, paratifoid, disentri, diare, kolera, penyakit cacing, hepatitis veral dan beberapa penyakit infeksi qastrointestinal lain, serta infestasi penyakit parasit lainnya. Penyakit tersebut tidak saja menjadi beban pada komunitas yang dilihat dari angka kesakitan, kematian, dan harapan hidup, tetapi juga menjadi penghalang bagi tercapainya kemajuan di bidang sosial dan ekonomi.
Kurangnya perhatian terhadap pengelolaan dan pengolahan kotoran manusia di sertai dengan cepatnya laju pertumbuhan penduduk serta lingkungan yang semakin menyempit, jelas akan mempercepat penyebaran-penyebaran penyakit melalui kotoran manusia. Berdasarkan dari hasil penelitian yang ada, seseorang yang normal diperkirakan menghasilkan tinja rata-rata 330 gram/orang/hari, dan menghasilakn 970 gram/orang/hari. Jadi bila penduduk Indonesia ssekarang ini berjumlah ± 210 juta jiwa maka setiap hari tinja yang dikeluarkan sekitar 69.300.000.000 gram atau 69.300 ton tinja, dan menghasilkan urin sebanyak 2.037.000.000.000 atau 203.700 ton urin. Coba bayangkan berapa miliar ton tinja dan urin yang dihasilkan oleh penduduk dunia setiap harinya ! Tak disangkal lagi jika tidak segera masalah ini diselesaikan pastilah suatu saat nanti bumi kita akan dipenuhi dengan kotoran manusia, dan bayangkan pula betapa merajalelanya vektor-vektor penyakit yang berasal dari pengelolaan tinja yang tidak baik mampu menginfeksi manusia dan mencemari lingkungan tempat tinggal kita.
Berasal dari fenomena ini dan mengingat masih banyaknya negara-negara berkembang terutama Negara-negara miskin yang melakukan pembuangan kotoran manusia secara sembarang akibat tingkat sosial ekonomi yang rendah, pengetahuan di bidang kesehatan lingkungan yang kurang serta kebiasaan buruk dalam pembuangan tinja yang diturunkan dari generasi ke generasi, maka permasalahan ini diangkat dan menjadi bahan galian ilmu kami dalam penulisan masalah ini.
Untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan akibat penyakit karena kotoran manusia maka diperlukan suatu cara pembuangan kotoran manusia yang memenuhi persyaratan sanitasi. Dalam kesempatan kali ini kami mencoba memperkenalkan suatu teknologi toilet yang ramah lingkungan sebab mampu mengubah kotoran menjadi kompas yang jika dibuang ke lingkungan justru akan memperkaya unsur-unsur hara tanah. Teknologi toilet yang menggunakan prinsip compasting toilet ini bernama Envirolet dari perusahaan toilet Sancer, Canada.
1.2Batasan Masalah
Batasan masalah dalam makalah ini hanya tentang Envirolet, cara kerja toilet ini dalam mengolah kotoran manusia menjadi kompas, kelebihan dan kekurangannya, dan keberadaannya di masyarakat Indonesia sekarang ini serta modifikasi Envirolet agar sesuai dengan kebudayaan membuang kotoran dalam masyarakat Indonesia.
1.3 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode kepustakaan. Merupakan metode yang dilakukan dengan cara mengambil referensi dari bahan-bahan pustaka dan mengambil informasi dari internet yang berkaitan dan mendukung dengan judul makalah ini.
1.4 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memperkenalkan envirolet sebagai teknologi baru yang lebih efektif dan effisien untuk mengolah kotoran manusia menjadi kompos.
2. Mengetahui bagaimana cara pengomposan kotoran manusia yang dilakukan oleh komponen-komponen envirolet.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan envirolet.
4. Mengidentifikasi keberadaan envirolet di Indonesia dan memodifikasi bentuknya agar sesuai dengan kebudayan membuang kotoran manusia masyarakat Indonesia.
5. Menambah pengetahuan tentang pengolahan dan pengolahan kotoran manusia agar tidak mencemari lingkungan dan mengakibatkan penyakit pada manusia tersebut.
6. Memotivasi mahasiswa agar mampu menciptakan toilet dengan pengelolaan dan pengolahan kotoran manusia yang aman, nyaman dan ramah lingkungan.
7. Memenuhi tugas tengah semester II jurusan kesehatan masyarakat FK Unlam, mata kuliah dasar-dasar kesehatan lingkungan.
1.5Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.Agar pembaca mengetahui tentang teknik pengelolaan kotoran manusia yang baik yang sudah digunakan dibeberapa Negara.
2.Agar pembaca menyadari tentang pentingnya pengolahan manusia yang tidak mencemari lingkungan.
3.Agar pembaca menyadari bahwa jika diolah secara maksimal, kotoran manusia akan menjadi sumber gizi bagi lingkungan (kompas).
4.Sehingga pembaca termotivasi untuk mengembangkan berbagai teknologi untuk menciptakan teknologi toilet yang ramah lingkungan dan ssesuai dengan kebudayaan masyarakat Indonesia.
BAB II
ISI
2.1 Envirolet
Envirolet merupakan perpaduan antara kepudulian terhadap sanitasi lingkungan dengan teknologi yang dipelopori oleh Saueor Domestik yang menggambungkan system compoting toiet dengan flash toilet atau toiet basa. Envirolet adlah sebuah unit closet yang tidak memiliki sewage system atau istem pembuangan berupa septie tank. Envirolet menggunakan system penampungan dan pemroesan kotoran manusia menjadi kompos berdasarkan prinsif aerobie biogdegration atau dessication.
Oleh Sancor Dometie, envirolet didesain sangat modern, fleksibel diletakkan disudut manapun dari rumah anda ataupun di tempat-tempat umum, perkantoran dan ndustri, bersih, hemat air dan yang penting nvirolet mampu mengubah kotoran manusia menjadi kompos yang aman lingkungan sebab zat-zat pathogen dalam feses dan urin elah dinetralkan dan dimatikan ketika proses pengomposan brlangsung.
Envirolet lbih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan flash toilet hanya saja envirolet harus ditempatkan di tempat yang agak tinggi agar composer unit dalam envirolet dapat diletakan di bawahnya. Pengomposan dalam envirolet dapat dilakukan dengan tiga cara yakni secara manual ( kita yang melakukan proses pengomposan tersebut ), dengan bateray dan dengan tenaga listrik ( proses pengomposan terjadi secara otomatis ).
Komponen – Komponen Envirolet :
1.Domestic Vacuflush Toilet
Domestic vacuflash toilet memiliki desain yang sama dengan we duduk biasa hanya saja omotie vacuflush toilet memiliki lubang atau tempat pembuangan kotoran yang lebih besar, dilengkapi alat tambahan agar anak kecil dapat turut menggunakannya, dan memiliki push tombol di bagian bawahnya untuk menyiram kotoran kita, Push tombol pada envirolet dapat langsung diinjak dengan kaki sehingga tidak mengganggu pembuangan kotoran kita selain itu push tombol juga dilengkapi dengan suatu alat agar menibulkan tekanan air yang kuat untuk mendorong kotoran kita masuk dalam composting unit sehingga untuk penyiraman pada envirolet hanya memerlukan rata – rata air 0,5 liter saja.
Karena envirolet dapat diletakan dimana saja sesuai dengan keinginan kita maka dometie vacuflash toiletnyapun didesain modern, elegan, bersih , anti bakteri, dan tikus serta memiliki tutup sehingga tiak mengganggu estetika.
2.Dometie Vacum Generator Unit
Vacum ini dihubungkan dengan selang dibelakang dometie vacuflash toilet yang berfungsi mengontrol penyediaan air penyiraman kotoran dan mengantarkan feses dan urin langsung ke composting unit.
3.Envirolet Compost Unit
Merupakan bagian terpenting dalam proses pengomposan karena disinilah feses dan urin kita diolah menjadi kompos.
1.Envirolet compost lonvered panel unit
2.Blower fan dan heater thermostatieally wall control
3.Blower pipe
4.Composting bowl
5.Knifes
6.Wind turbine ventilater
7.Big bowl
4.Compost Acceleration
Sebenarnya compost acceleration bukan merupakan dari komponen – komponen envirolet tetapi keberadaan compost acceleration atau activator pengomposan menjadi pentinng sebab proses pengomposan yang terlalu dimanipulasi keadaannya oleh envirolet menjadi semakin cepat dengan adanya mikroorganisme penting dalam activator pengomposan.
Sudah banyak organism yang dimanfaatkan menjadi activator pengomposan seprti cacing tanah ( verkomi kompos ), bakteri dan mikroba ( aktimocetes , cendanan, kapang, triehoderma pseudokoningii, cyptopaga sp, fpp ). Namun dalam envirolet compost acceleration yang igunakan adalah jnis – jenis mikroba yang dapat hidup pada suhu tinggi.
5.Wind Turine Ventilater
Merupakan alat yang dipasang sebagai tempat sirkulasi udara dari dalam compost unit ke udara bebas. Selalu dipasang dari compost unit ke atas atap. Berbentuk pipa panjang yang didalamnya dilengkapi lapisan beton dengan campuran tertentu sehingga udara yang keluar tidak berbau dan mencemari udara, dan puncaknya dilengkapi wind turbin yang selalu berputar.
Cara kerja Envirolet :
1.Ketika kita menekan push tombol, oleh dometie vacuum generator unit tekanan air diberikan sangat besar sehingga feses dan urin masuk ke dalam envirolet compost unit.
2.Ketika feses dan urin tiba di dalam mangkuk pengomposan secara otomatis proses aerasi terjadi berikut 6 langkah prosesnya :
a.Outside Air Enters ( udara dari luar masuk ke kompos unit ), pertama udara dari luar masuk melalui envirolet compost lovvered panel unit.
b.Air Is Heated ( membuat udara menjadi panas ), udara dari luar yang masuk tadi ditangkap oleh Blower Fan lalu dilakukan pengontrolan udara supaya panas dan suhu panas ini dipetahankan keadaanya oleh heater thermostatically wall control agar tidak terjadi proses anaerob.
c.Heated Air own ( mengalirkan udara ke baki kompos ), oleh blower fan udara panas tadi kemudian dialirkan melalui blower pipe ke composting bowl.
d.Automatic Six-Way ( proses aerasi terjdi ), secara otomais knifes atau pisau-pisau dari atas , bawah, kanan, kiri, dan belakang melakukan pemotongan – pemotongan atau penghalusan feses agar partikel feses mengecil dan air yang dikandung feses ke luar. Secara bersamaan pula udara panas yang dialirkan blower pipe tadi menyebabkan proses aerasi yang terjadi.
e.Evaporation ( penguapan ), terjadi proses penguapan melalui wind tuebine ventilator. Semua cairan dalam proses aerasi di atas diuapkan ke luar. Tujuannya agar yang terjadi dalam proses pengomposan nanti hanya at –zat padatnya saja yang terdekomposasi. Selain itu hal ini dilakukan agar tidak terjadi proses anaerob biodegradation yang pasti menimbulkan bau busuk.
f.Composting ( proses pengomposan ), yang terakhir adalah pengomposan feses padat ( 85-90%) yang dibantu oleh compost acceleration.
Sama halnya seprti pengomposan limbah lainnya, pada envirotmen pun demikian hanya saja envirolet menggunakan high-tecnologi ( pengomposan dengan teknik tinggi ) yakni dengan memanipulasi kondisi atau faktor – faktor yang berpengaruh pada pengomposan ( ukuran partikel, system aerasi , porositas, menjaga kelembaban, menjaga temperature, PH, dan kandungan hara ), dan menggunakan compost accelerator.
Proses pengomposan terjadi dalam dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahap – tahap awal proses , oksigen dan senyawa – senyawa yang mudah tergedrasi atau segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan kenaikan ph kompos. Suhu akan meningkat di atas 50-70C. Suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu. Miroba yang aktif pada suhu ini adalah mikroba termofilik. Pada saat ini terjadi dekomposisi atau penguraian bahan organik yang sangat aktif. Dengan menggunakan Oksigen dari sirkulasi envirolet kompos lorvered panel unit makan akan diuraikan feses menjadi carbon dioksida, uap air dan panas. Setelah sebagian bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur- angsur mengalami penurunan. Pada sat ini terjadi pematangan kompos tingkat lanjut, yaitu pembentukan liat humus. Selama proses pengomposan akan tterjadi pnyusutan volume maupun biomassa feses. Sehingga kompos feses kering yang berjatuhan melalui lubang di compost bowlke big bowl 30-40% dari voume atau bobot awal bahan. Sistemerobic biodegradation yang digunakan dalam envirolet ini yaitu pengomposan yang menggunakan oksigen. Ada beberapa keuntungan dalam hal ini, diantaranya proses pengomposan menjadi cepat dan tidak menimbulkan bau busuk atau yang tidak sedap yang berasal dari asam –asam organic ( asam aselat, asam bitirat, asam velerat, pattericine, amino, dan H2S ) dibanding jika menggunakan anaerobik biogedration pada saat pengomposan.
Dan yang terpenting bahan kompos dari envirolet ini dapat langsung dibuang ke lingkungan tanpa rasa kuatir akan mencemari air, tanah, dan udara. Justru sebaliknya kompos envirolet kaya akan unsur hara yang menyuburkan tanah sebab semua mikroorganisme pathogen dari feses telah dimatikan dan dinetralkan. Adapun mikroorganisme pathogen tersebut adalah :
1.Virus
Adenovirus
Aterovirus ( polio virus ) hepatitis A
Reovirus
Rotavirus ( penyebab diare )
2.Bakteri
Escherclia coli
Salmonella paratyphy
Salmonella typhy
Salmonella spp
Shigella sonner
S.hexneri
S. dysentie
Vibrio cholera
3.Protozoa
Balatidium C. ( penyebab diare, disentry )
Entamoeba hystolyka ( penyebab disentri )
Glardia lambria ( diare amoeba dan malabsopsi )
4.Cacing
Ancytoma ( penyakit anylastomasis )
Accaris lumbricoides ( ascariasis )
Shitosoma japanicun ( shistomasis )
Taenia saginata ( taeniasis )
Taenia solium
Tricuns tri chiura ( triehuriasis )
Hampir semua microorganisme patogen di atas tidak terdapat lagi dalam kompas jadi envirolet sebab :
1.Adanya proses aerasi menyebabkan porositas dan kandungan air dalam feses akan selalu diuapkan sehingga oksigen akan selalu tersedia dan pengomposan akan terjadi dengan cepat dan dibantu dengan aktivator kompas sehingga beberapa mikroorganisme patogen pada tahap ini telah berhasil dimusnahkan.
2.Temperatur tinggi yang senantiasa dijaga oleh Heater Thermostatically Wall Control dan panas yang juga dihasilkan oleh aktifitas mikroba aktivator kompas menyebabkan cepatnya proses pengomposan dan dapat membunuh mikroorganisme-mikroorganisme patogen dalam feses.
3.Selain itu kandungan P dan K dalam urin dan feses juga memperkaya unsur hara sehingga proses pengomposan menjadi cepat dan jika dibuang ke lingkungan maka tidak akan berbahaya sama sekali.
4.Karena dalam envirolet yang dikomposkan hanya feses dan urin saja maka kita tidak akan menemukan logam-logam berat berbahaya seperti Mg, CU, Zn, Nikel dan Cr yang dapat mencemari lingkungan sehingga proses pengomposann menjadi cepat tanpa terlebih ahulu menguraikan senyawa logam berbahaya di atas.
2. 2 Kelebihan dan Kekurangan Envirolet
Kelebihan
Berikut merupakan syarat-syarat toilet yang baik
1.Terletak di dataran rendah, berjarak sekurang-kurangnya 20 meter dari sumber-sumber air seperti sumur, sungai dan kolm.
2.Berjarak sekurang-kurangnya 20 meter dari pemukiman.
3.Mempunyi tutup kakus yang terbuat dari bahan yang kuat yaitu beton atau kayu yangmemungkinkan feses dan urin dapat melewatinya ke bawah secara mudah. Lubang itu harus kecil agar anak-anak tidak dapat menggunakannya untukbermain dan seyogyanya lubang tersebut dideri penutup.
4.Septik Tank sekurang-kurangnya harus memiliki kedalaman 1 m
5.Mempunyai dinding dan atap yang tebuat dari bahan yang mudah didapatkan, murah, dan mudah diperbaiki.
6.Dijaga kebersihan, untuk hal ini, disediakan sapu dan air di dalam emberyang dapat digunakan untuk membersihkan kakus.
7.Septik Tank tidak terjangkau oleh serangga dan binatang lainnya yang dapat menularkan kuman dari feses ke makanan.
Semua syarat-syarat toilet yang baik dimiliki oleh envirolet dengan tambahan teknologinya yang aman dan ramah lingkungan, yaitu :
1.Envirolet tidak menggunakan septic tank sehinggatak perlu khawatirakan mencemari air, tanah, maupun udara.
2.Tidak mengganggu estetika lingkungansebab Compost Unit didesain bersih dan elegan.
3.Dengan envirolet tidak takut lagi akan mencium bau-bau yang tidak sedap karena envirolet dilengkapi dengan pengatur sirkulasi yakni Wind Turbin Ventilator dan menggunakan prinsip aerobic biogradation dalam prosesnya sehingga tidak menimbulkan bau sama sekali
4.Envirolet tidak memerlukan lahan yang luas dalam peletakannya seperti pada toilet biasa yang menggunakan septic tank
5.Envirolet memiliki desain yang kuat, anti bakteri dan tikus
6.Penggunaan emvirolet saat ini turut menghemat air sebab hanya menggunakan 0,5 liter air setiap kali penyiraman kotoran (dibanding dengan toilet biasa yang rata-rata-rata memerlukan 10 liter air untuk penyiraman setiap kalinya). Selain itu pembilasan pun dilakukan menggunakan tissue toilet sehingga penggunaan envirolet secara benar mampu menghemat sumber air dunia 10.000 liter pet tahun.
7.Envirolet aman dari gangguan binatang-binatang yang menjadi mediator penyebaran penyakit akibat feses karena envirolet tidak memiliki fasilitas untuk binatang-binatang tersebut masuk. Envirolet Compost Lauveret Panel Unit sebagai jalan masuk udara luar telah dilengkapi dengankasa yang memiliki pori-pori permukaan yang sangat kecil.
Dalam syarat-syarat pengomposan yang benar pun envirolet memenuhi persyaratan tersebut, yaitu :
1.Ukuran partikel harus kecil
Envirolet memiliki pisau dari enam sisi yang berbeda sehingga memperkecil area proses sehingga meningkatkan kontak antara mikroba dengan bahan dan proses dekomposisi sehingga pengomposan berjalan cepat.
2.Memiliki sistem aerasi
Dimaksudkan agar tidak terjadi proses anaerob bioelegradation yang dapat menimbulkan bau busuk.
3.Porositas.
Dengan adanya ventilator udara panas maka akan menyuplai banyak oksigen sehingga proses pengomposan berjalan cepat.
4.Kelembaban
Di envirolet kelembaban terkontrol dengan baik sebab ada proses aerasi sehingga anaerob biogradation tidak terjadi danmenimbulkan bau yang tidak sedap.
5.Temperatur.
Dengan penrontrolan dan termo regulator yang terkontrol oleh envirolet mampu membunuh bakteri dan mirooganisme pathogen dalam feses sehingga kompos yang dihasilkan aman untuk lingkungan.
Adapun kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh envirolet lainnya adalah sebagai berikut :
1.Mengolah kotoran manusia menjadi kompos yang ramah lingkungan
2.Kompos yang dibuang ke lingkungan mampu memperkaya unsure hara tanah
3.Hanya memerlukan waktu 24 jam untuk melakukan proses pengomposan. Hal ini jelas sangat cepat disbanding proses pengomposan biasanya.
4.Peletakan Dometic Vacu Flash toilet dapat diletakkan dimana saja sesuai keinginan kita (di Pondokan, samping kolam renang, petrnakakan, pertokoan, perkantoran dan garasi rumah kita ). Dengan syarat pondasi lantainya agak tinggi dan disediakan tempat untuk mendirikan Wind Turbine Ventilatornya (ventilator udara envirolet).
5.Memiliki desain yang modern, elegan, bersih, anti bakteri, dan anti binatang pengerat serta praktis penggunaannya.
6.Teknologi toilet yang paling maju saat ini
7.Hemat biaya transportasi dan penimbunan limbah manusia
8.Toilet hemat air
9.Memiliki nilai jual kompos yang lebih tinggi daripada bahan asalnya.
10.Mengurangi kebutuhan lahan untuk membuat septick tank
11.Kompos yang dibuang akan memperbaiki struktur dan karakteristik tanah.
12.meningkatkan aktivitas mikroba tanah.
13.Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman.
14.mengurangi polusi udara akibat biogas dari kotoran manusia karena proses pengomposan terjadi secara aerobic biogradation.
Kekurangan.
Meskipun memiliki banyak kelebihan tetapi envirolet juga memiliki kekurangan seperti :
1.Harganya relative mahal($ 900) dan berkembang keseluruh dunia hanya beberapa Negara seperti Canada, Australia dan British.
2.Tidak mampu menampung kotoran manusia secara terus-menerus karena Envirolet Compost Unit memiliki keterbatasan volume.
2.3.Envirolet di mata Masyarakat Indonesia.
Keberadaan envirolet di Indonesia belum banyak dikenal oleh masyarakat. Meski demikian Teknik Composting Toilet sudah cukup banyak dikembangkan oleh segelintir masyarakat. Seperti Institut Teknik Bandung khususnya pada Fakulltas Ilmu Hayati, mereka telah menggunakan teknik Composting Toilet pada satu toilet mereka. Hanya saja toilet kompos mereka tidak sesederhana envirolet. Untuk area pengomposan mereka masih menggunakan penampungan semacam septic tank. Selain itu untuk mengaktifkan proses pengomposan tidak bias secara otomatis melainkan harus menekan tombol pengomposan terlebih dahulu yang menghubungkan dengan tenaga listrik. Proses pembilasan pantat pun tidak boleh di WC duduk tadi melainkan kita harus pindah ke tempat pembilasan, hal ini dilakukan agar air tak berlebih di dalam septic tank sehingga memperlambat proses pengomposan.
Di tengah kebiasaan masyarakat Indonesia yang menyenangi membuang kotoran langsung ke sungai, membuang kotorannya di jamban-jamban tradisional, menyenangi WC jongkok dan kebiasaan boros air untuk membilas dan menyiram kotoran mungkin keberadaan envirolet agak sukar untuk diterima. Pertama karena harga envirolet ini cukup mahal, kedua karena envirolet tidak menggunakan air untuk bilasan melainkan tissue toilet dan yang ketiga karena envirolet memerlukan pengontrolan agar rutin membuang hasil kompos. Dari pada itu jika envirolet mau digunakan oleh masyarakat Indonesia maka envirolet harus mengalami penyesuaian dengan kebiasaan masyarakat yaitu :
1.Mengganti menggunakan tissue toilet dengan menggunakan air untuk bilasan.
2.Menambahkan komponen untuk membuang air bilasan agar tidak ikut masuk ke dalam envirolet compast unit sebab kelebihan air akan meemperlambat proses pengomposan.
3.Mengatur pola makan agar kotoran yang dihasilkan memenuhi syarat feses yang sehat.
4.Mengekonomiskan harga envirolet agar dapat dijangkau oleh masyarakat Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Envirolet merupakan perpaduan antara kepudulian terhadap sanitasi lingkungan dengan teknologi yang dipelopori oleh Saueor Domestik yang menggambungkan system compoting toiet dengan flash toilet atau toiet basa. Envirolet adlah sebuah unit closet yang tidak memiliki sewage system atau istem pembuangan berupa septie tank. Envirolet menggunakan system penampungan dan pemroesan kotoran manusia menjadi kompos berdasarkan prinsif aerobie biogdegration atau dessication.
Envirolet memiliki banyak kelebihan terutama memenuhi semua persyaratan WC sehat dan proses pengomposan yang baik. Adapun beberapa kelebihan envirolet lainnya :
1.Hemat air
2.Aman dari binatang yang menjadi perantara penyakit akibat feses.
3.Proses pengomposan yang cepat.
4.Hasil pengomposan aman untuk lingkungan dan juga memperkaya unsur hara tanah.
Hanya saja envirolet memiliki beberapa kekurangan, yakni memiliki harga yang mahal, dan volume mangkuk pengomposan yang terbatas. Jika envirolet ingin digunakan oleh masyarakat Indonesia harus melalui beberapa modifikasi yaitu :
1.Mengganti menggunakan tissue toilet dengan menggunakan air untuk bilasan.
2.Menambahkan komponen untuk membuang air bilasan agar tidak ikut masuk ke dalam envirolet compast unit sebab kelebihan air akan meemperlambat proses pengomposan.
3.Mengatur pola makan agar kotoran yang dihasilkan memenuhi syarat feses yang sehat.
4.Mengekonomiskan harga envirolet agar dapat dijangkau oleh masyarakat Indonesia.
3.2.Saran
Adapun saran dari kelompok kami adalah sebagai berikut :
1.Diperkirakan penelitian lebih lanjut terhadap envirolet agar dapat diaplikasikan sesuai kebudayaan masyarakat Indonesia.
2.Agar pemerintah dan tenaga kesehatan bisa memperkenalkan dan menyarankan supaya masyarakat Indonesia mau beralih ke envirolet.
3.Perlu adanya sosialisasi dari tenaga kesehatan kepada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan dan pengolahan kotoran manusia agar tidak mencemari lingkungan dan menimbulkan penyakit.
4.Memodifikasi komponen-komponen envirolet agar harganya lebih terjangkau oleh masyarakat tanpa mengurangi kualitas dari envirolet tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, U.F. 2007. Horizon Baru Kesehatan Masyarakat di Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.
Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Notoatmodjo, Soekidjo.2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
Sjahruddin, Said. 2008. Membuat Biogas dari Septic Tank. Jakarta : Bentara Cipta Prima.
Husaini, S.K.M., M.Kes, Sri Herlina, S.K.M., Yuliana, S.K.M.. 2009. Buku Ajar Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan. Banjarbaru : PSKM FK UNLAM.
Rusbiantoro, Dadang. 2008. Global Warming For Beginner. Yogyakarta : O2.
Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan. 2006. Panduan Penyelenggaraan Desa Sehat Menuju Kabupaten/Kota Sehat. Banjarmasin : Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan.
C. Jenkins, Joseph. 1999. The Humanure Handbook : A Guide To Composting Human Manure. www.jenkinspublishing.com
http://en.wikipedia.org/wiki/organism”
Pengomposan Limbah Organik.isroi@ipard.com
http://en.wikipedia.org/wiki/Composting_toliet
File:///D:/Composting_toilet.htm
http://www.envirolet.com
http://www.pct.com.au/aptrixpublishing.nsf/AttachmentsByTitle/PP+CompostingToiletStudi+PDF/$FILE/e4215.pdf
isroi@ipard.com
http://www.compost.org.uk
LAMPIRAN
Gambar 1. Komponen envirolet
Gambar 2. Desain Envirolet di dalam rumah
Gambar 3. Nama-Nama Alat Composting Unit
Gambar 4. Cara Kerja Envirolet
Gambar 5. Alat-Alat di dalam Envirolet Compost Unit
Gambar 6. Aktifator Kompos
Gambar 7. Waktu Pengomposan
Gambar 8. Proses Pengomposan
Gambar 9. Kompos Envirolet
Label: kesehatan masyarakat
1 Komentar:
Pada 25 Agustus 2014 pukul 16.22 , Septic Tank Bio mengatakan...
bagus infonya gan
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda